Istilah Pelican Cross mungkin masih asing tedengar di sebagian telinga masyarakat Indonesia. Hampir mirip dengan Zebra Cross, namun mempunyai perbedaan yang mendasar. Salah satunya adalah penambahan fitur pendukung bagi pengguna jalan, yang tidak ditemukan pada model Zebra Cross.
Meski bukanlah hal baru di beberapa negara dunia, pemasangan Pelican Cross nyatanya menimbulkan berbagai polemik di masyarakat tanah ar. Mungkin, Sahabat Boombastis juga belum paham apa itu Pelican Cross. Enggak usah sungkan, mending langsung lihat ulasannya di bawah ini.
Beda antara Pelican Cross dan Zebra Cross
Istilah penanda jalan yang berbahasa asing, emang terkadang membingungan masyarkat awam. Padahal, hal tersebut bukanlah persoalan yang baru. Selama ini, masyarakat lebih akrab dengan Zebra Cross, bukan Pelican Cross. Perbedaan paling kentara adalah soal fitur dan kelengkapan standar peringatan jalan. Jika Zebra Cross, hanya berupa marka bergaris putih tanpa embel-embel apapun. Sedangkan Pelican Cross berbentuk serupa dengan Zebra Cross dengan tambahan lampu
Dinilai lebih aman daripada Zebra Cross
Standar kelengkapan Pelican Cross yang lebih baik, dinilai oleh pengamat transportasi publik, Djoko Setijowarno, lebih aman dibandingkan Zebra Cross. Dengan kata lain, fungsi dari penyeberangan pejalan kaki itu merupakan bentuk upgrade dari Zebra Cross tradisional. Adanya fitur bunyi-bunyian, juga dapat meningkatkan kewaspadaan pada pengendara.
“Kalau zebra cross biasa saja, hanya garis-garis tanpa kelengkapan. Kalau pelican crossing dikasih lampu, dan tombol bersuara saat menyeberang,” kata Djoko yang dilansir dari megapolitan.kompas.com.
Dibangun untuk menggantikan JPO
Bukan tanpa sebab, Pelican Cross dibangun oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk menggantikan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang akan dirobohkan. Keberadaannya di ruas jalan tertentu, dinilai menghalangi pandangan yang mengarah ke patung Selamat Datang.
Pro kontra Pelican Cross di masyarakat
Pelican Cross yang akan dibangun dekat bundaran HI, bersifat sementara. Hal ini juga dinyatakan langsung oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, bahwa keberadaan penyeberangan baru tersebut untuk memuliakan pejalan kaki. Pernyataan tersebut mendapat dukungan dari Koalisi Pejalan Kaki. Di sisi lain, juga ditentang oleh sejumlah pihak yang kontra dengan adanya Pelican Cross. Mereka mengkhawatirkan akan terjadi kemacetan yang bertumpuk.
“Karena Jalan MH Thamrin termasuk salah satu ruas jalan yang lalin padat sekali. kalau masalah estetika tanpa memperhatikan keselamatan pejalan kaki percuma,” ujar salah seorang warga yang dilansir dari news.okezone.com.
Menelan anggaran hingga ratusan juta
Pelican Cross yang dilengkapi sejumlah fitur seperti lampu lalu lintas dengan tombol bersuara, diestimasi akan menelan biaya hingga Rp 100 juta. Meski hanya bersifat sementara, penyeberangan tersebut dinilai lebih efektif dan estetis. Terutama menyangkut keindahan pemandangan.
“Anggarannya nanti dicek lagi, tapi kira-kira diperlukan sekitar Rp 100 juta,” kata Anies Baswedan yang dilansir dari megapolitan.kompas.com.
Bukan tanpa tujuan, pembangunan Pelican Cross juga menyangkut estetika tata ruang kota. Terlebih, Jembatan Penyeberangan Orang dinilai mengganggu pemandangan yang mengarah ke Patung Selamat Datang. Dengan Anggaran pembuatan Rp 100 juta, semoga saja sesuai dengan fungsi dan tidak menambah masalah baru di kemudian hari. Gimana menurutmu Sahabat Boombastis?