Nama besar dan reputasi Komando Pasukan Khusus (Kopassus), telah diakui kiprahnya oleh kancah internasional. Saking hebatnya, banyak negara tetangga yang meminta agar dilatih secara khusus oleh korps baret merah tersebut. Salah satunya datang dari negeri kaya minyak, Brunei Darussalam.
Kopassus diminta untuk melatih sekaligus membenahi kemampuan menembak Tim Rifle Brunei Darussalam. Untuk itu, satuan elit tersebut mengirimkan seorang prajurit dengan kemampuan rifleman yang bernama Sertu Pardal. Yang menarik, kehadirannya selama beberapa hari di sana sempat membuat prajurit Brunei Darussalam pingsan. Beberapa bahkan hendak menyerah. Ada apa gerangan?
Berawal dari teknik menembak yang buruk
Dalam lingkup ASEAN, Brunei Darussalam tergolong masih hijau untuk urusan tembak menembak. Tak heran, mereka kerap menghuni peringkat bawah pada kompetisi ASEAN Armies Rifle Meet (AARM). Sertu Pardal yang diminta melatih Tim Rifle Brunei Darussalam, sempat kaget melihat pola latihan yang diperagakan prajurit-prajurit tersebut.
’’Kebanyakan mereka menembak dengan posisi jongkok dan menempatkan magazin di paha. Posisi itu kurang kukuh. Seharusnya magazin itu tepat di ujung paha. Jadi, bisa menahan getaran,’’ jelasnya yang dilansir dari jpnn.com.
Latihan ganas bak neraka ala Kopassus yang bikin frustasi
Tak adanya sistem atau metode baku untuk training menembak, membuat Pardal menyusun ulang menu pelatihan. Pagi, awal latihan dimulai dengan lari 3 kilometer. Namun, bukan lari biasa. Mereka diajak sprint yang tiap 100 meter harus diganti dengan merayap. Lebih gila, saat tiarap itu, semua harus menahan napas. Pardal pun ikut dengan anak buah yang dilatihnya.
’’Ini untuk meningkatkan stamina para penembak,’’ tutur pria kelahiran Sukoharjo, Jawa Tengah, yang dilansir dari jpnn.com.
Latihan ekstrem yang terus ditambah dari hari ke hari
‘Neraka’ yang dirasakan oleh Tim Rifle Brunei Darussalam belumlah usai. Pardal mengajak Tim Rifle berlatih menyelam di kedalaman 2,5–3,5 meter selama mungkin di kolam renang. Satu persatu anggota militer Brunai Darussalam mencoba latihan tersebut. Sayang, mereka tak kuat dan kepalanya mulai dikeluarkan dari air. Tinggalah Pardal sendirina di dasar kolam selama 1 menit. Setelah 30 detik kemudian, barulah ia naik ke permukaan. Beberapa di antara mereka bahkan menyatakan tidak sanggup dan ingin keluar dari Tim Rifle.
’’Mereka ternyata hanya mampu kurang dari satu menit,’’ katanya yang dilansir dari jpnn.com.
Pingsan akibat latihan yang dianggap terlalu keras
Saking ekstrimnya latihan ala komando tersebut, dua Tim Rifle negeri Jiran itupun tumbang dan harus dilarikan ke klinik. Setelah berlari sejauh tiga kilometer, dilanjutkan dengan latihan menembak seperti biasa di lapangan. Tentunya dengan perbaikan gerakan dan poisi seperti jongkok hingga berdiri.
’’Memang, latihan ini lebih keras daripada biasanya. Tetapi, seorang prajurit harus bisa,’’ ujarnya tegas yang dilansir dari jpnn.com.
Sukses membawa tim Brunei naik peringkat menembak
Berkat latihan kerasnya bersama Sertu Pardal, membuat Brunei Darussalam sangat percaya diri saat mengikuti kompetisi internasional AARM 2013 di Myanmar. Jika sebelumnya Tim Rifle menempati papan dasar klasemen, perjuangan mereka membuahkan hasil dengan menempati posisi keempat setelah Indonesia, Filipina, dan Thailand.
’’Kali ini, mereka melampaui Malaysia dan Singapura yang biasanya di atas Brunei,’’ tuturnya yang dilansir dari jpnn.com.
Sersan satu Pardal sendiri bukanlah anggota Kopassus sembarangan. Selama 18 tahun berkarir di korps baret merah, ia telah menorehkan sejumlah prestasi di kejuaraan menembak. Dalam lomba AARM, Sertu Pardal berhasil memenangkan beberapa medali. Pantesan Brunei Darussalam sukses jadi jago tembak ya Sahabat Boombastis.