Kodrat seorang manusia sebagai hamba Allah adalah meminta kepadaNya. Setiap yang dialami di dunia ini, baik kebahagiaan, kesedihan, masa sukses, masa susah, pertemuan dengan seseorang, maupun perpisahan dengan seseorang…semua tak luput dari pengaturan dan skenario dari Allah, Sang Maha Kuasa. Dalam jalinan kisah takdir, seorang manusia dilahirkan ke dunia.
Siapa orang tuanya, bagaimana akhir hidupnya, rezekinya, bahkan siapa jodohnya, telah Allah atur dan tetapkan saat masih berusia 40 hari dalam kandungan. Tak ada yang luput, semua dalam genggaman dan pandangan dari Allah SWT.
Maka sebagai seorang hamba yang sama sekali tak ada apa-apanya di hadapan Allah, kita wajib bersyukur atas setiap nikmat dan cinta yang telah begitu banyak tak terkira Dia berikan kepada kita. Apalah kita tanpa bantuan dan tuntunan dariNya? Kita hanyalah bagai debu yang beterbangan, dan dengan Al-Qur’an Allah membimbing kita agar tak salah arah.
Namun seringkali kita melupakannya, sehingga membuat Allah murka. Pun ketika Allah menurunkan ujian kepada kita, sejatinya itulah bentuk cintaNya pada kita. Apakah kita bisa lulus atau justru kita lari mengingkarinya. Dan Allah sangat menyukai seorang hamba yang meminta kepadaNya dengan tulus dan penuh ketundukan.
Ya, kekuatan Do’a. Do’a Rasulullaah yang mengantar seorang Umar bin Khattab masuk Islam dan menjadi sahabat yang dijamin Syurga oleh Allah. Do’a pula yang membuat Nabi Nuh diselamatkan oleh Allah dari kaum yang mengingkarinya. Do’a pula yang membuat Nabi Ibrahim yang telah bertahun-tahun merindukan seorang putera akhirnya memiliki Ismail sebagai penerusnya.
Lalu, ketika kita telah mengetahui dahsyatnya kekuatan do’a, masihkah kita malah mengangkat tangan kita, menunduk penuh ketulusan dan kepasrahan kepada Allah kita, memohon hanya kepadaNya Sang Maha Pemilik Alam Semesta? Jangan sampai. Kita manfaatkan sisa umur kita untuk selalu menunduk pasrah dan penuh ketulusan mengharap ridhaNya, dengan memohon pertolongan untuk diselamatkan dari api neraka.
Nah, saat kita ingin berdo’a kepada Allah, ada baiknya kita melakukannya terutama di waktu-waktu mustajab berikut ini, dimana Allah akan lebih menyukainya dan mengijabahnya:
1. Sepertiga Malam Terakhir
Biasanya kita malas sekali untuk bangun shalat tahajud. Namun tahukah bahwa ternyata waktu sepertiga malam dan saat setelah selesai menunaikan shalat tahajud itu adalah salah satu waktu mustajab untuk berdo’a dan Allah akan mengijabah doa’ kita. Sungguh kenikmatan yang tak ada duanya, ketika orang-orang tidur, kita bangun untuk mengambil air wudlu dan menjalankan shalat tahajud, meminta kepada Allah dengan linangan air mata kerinduan.
2. Setelah Shalat Wajib
Nah, jangan sampai karena aktivitas kita yang padat kemudian menjadi alasan kita terburu-buru menjalankan shalat dan malas bero’a setelahnya. Allah tak akan menerima ibadah seperti itu, yang ada hanya rasa capek kita rasakan. Dalam sebuah hadits, “Pada suatu hariAbu Umamah ra. Bertanya kepada Rasulullaah SAW, Wahai Rasulullaah, kapan do’aku didengarkan?. Kemudian Rasulullaah menjawab, Pertengahan malam terakhir dan setelah selesai shalat wajib.” (HR. Turmudzi).
3. Waktu Antara Adzan dan Iqamah
Saat di antara setelah adzan selesai dikumandangkan sampai sebelum iqomah adalah saat-saat mustajab untuk memohon kepada Allah. Kadang kita terlena dan setelah adzan sambil menunggu iqamah malah kita gunakan untuk asyik berbincang dengan teman. Mustajabnya waktu antara adzan dan iqamah ini seperti dalam hadits, “Tidak akan tertolak do’a yang dipanjatkan antara adzan dan iqamah.” (HR. Abu Dawud dan Turmudzi).
4. Ketika Hujan Turun
Nah, saat kita memandang hujan atau sedang melihat hujan turun, biasanya malah kita terbawa pada khayalan atau kenangan masa lalu. Padahal di saat hujan turun, selain banyak sekali nikmat yang tak terhitung lagi Allah curahkan dari langit, juga merupakan waktu mustajab untuk berdo’a. Seperti dalam hadits, “Ada dua do’a yang tidak akan ditolak, do’a ketika adzan berkumandang dan do’a ketika hujan turun.” (HR. Abu Dawud).
5. Do’a Orangtua Terhadap Anaknya
Itulah mengapa dikatakan bahwa restu atau ridha orangtua adalah ridha dari Allah. Orangtua yang telah melahirkan kita, mendidik kita, membesarkan kita, mencintai kita, dengan semua perjuangan dan kasih sayang mereka yang tiada dapat sepeserpun kita bayar atau ganti. Mintalah restu dan do’a dari orangtua kita untuk keselamatan kita di dunia dan akhirat kelak, berbuat baiklah kepada kedua orangtua, dan mintalah ampun kepada Allah untuk mereka.
Nah, itulah 5 waktu mustajab untuk berdo’a, dan terutama do’a orangtua kepada kita, merupakan sebuah bentuk restu dan ridha yang paling membuat Allah ridha kepada kita pula. Semoga kita semakin giat untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan terus istiqomah dalam berproses menuju kebaikan. Aamiin. (sof)