Perkara rezeki, jodoh dan maut, telah menjadi rahasia Tuhan Sang Maha Pencipta yang tidak diketahui oleh mahkluk ciptaan-Nya. Semua telah digariskan sesuai dengan takdir yang di bawa saat lahir ke dunia fana ini. Begitu pula dengan pemuda muslim bernama Ali Banat ini. Ia diberi dua hal sekaligus. Yaitu nikmat duniawi berupa harta melimpah dan ujian berupa sakit.
Ia bukanlah sosok pemuka agama, artis maupun tokoh yang terkenal. Namun namanya begitu dikenang saat ia telah tiada oleh seluruh kaum muslim di dunia. Perjuangannya melawan sakit hingga video terakhirnya yang viral sebelum ia meninggal, memberikan pelajaran berharga sekaligus inspirasi bagi kita semua. Inilah sederet kisah haru dari pemuda tampan asal Australia tersebut.
Sukses sebagai miliarder dengan harta benda melimpah
Kesuksesan yang dinikmati oleh Ali Banat, membuatnya dikelilingi oleh beragam kemewahan duniawi. Mobil mahal, rumah mewah hingga pakaian rancangan desainer terkenal. Semuanya ia dapat dengan mudah dari keberhasilannya mengelola sebuah bisnis. Namun sayang, ia divonis mengidap penyakit kanker yang kemudian mengubah arah hidupnya di masa depan.
Video ‘Gifted With Cancer’ yang membuatnya viral di dunia maya
Dalam video di atas, Ali Banat menunjukan semua kemewahan yang ia miliki. Kamar lux, sepatu mahal rancangan Louis Vuitton, perhiasan mahal hingga mobil Ferrari miliknya yang berharga USD 60.000 atau sekitar Rp 8.3 Miliar Bisa dibilang, video ini menunjukan bahwa ia diberi kenikmatan sekaligus ujian.
Menyumbangkan seluruh harta kekayaannya
Sempat divonis dokter umurnya hanya bertahan selama tujuh bulan, Tuhan masih berkehendak untuk memperpanjang hidupnya menjadi tiga tahun. Selama itu pula, Ali Banat banyak menumpuk amal kebaikan. Salah satunya dengan menyumbangkan sebagian besar hartanya pada rakyat miskin yang membutuhkan. Ia pun mendirikan badan amal Muslim Around the World Project (MATW). Organisasinya tersebut telah membantu sejumlah negara seperti Togo, Ghana dan Burkina Faso.
Ikut terjun langsung ke lapangan
Selain menyumbangkan harta pribadinya, Ali Banat enggan untuk berdiam diri di balik layar. Ia bahkan ikut terjun langsung ke lokasi di mana bantuannya disalurkan. Ali juga bekerja keras mencari sponsor agar donasi yang ada bisa diserahkan dengan maksimal. Dari hasil perjuangannya itu, Ali berhasil membangun 600 rumah bagi anak-anak yatim piatu, masjid, sekolah, rumah sakit dan membantu pengembangan usaha bagi warga setempat.
Pesan terakhir sebelum ajal menjemput
Karena penyakit kanker yang diderita semakin parah, membuat Ali Banat harus menyerah pada kondisi fisik yang kian menurun. Dengan wajah sayu dan pandangan mata yang lelah, ia membagikan pesan terakhirnya di dunia ini. Bahkan saat selang infus menjalar dari hidung dan tubuhnya, ia tetap tegar dan memohon doa agar diberikan yang terbaik dan kemudahan saat . Tak lama kemudian, Ali Banat pun pergi menghadap Sang Khalik.
Bagi mereka yang ‘cerdas’, dunia fana ini hanyalah perhiasan usang yang menipu mata. Seperti kisah Ali Banat, ia pun tak ingin terjebak di dalamnya. Hanya amal kebaikan yang bernilai ibadah, kelak yang bisa memberikan kebahagian yang sesungguhnya di negeri akhirat. Selamat jalan Ali Banat.