Jika kalian melihat berita akhir-akhir ini, pasti muncul kabar tentang DKI Jakarta. Bukan tentang tanaman hias yang dijadikan lampu saja, tapi ada berita lain lagi. Adalah tentang tong sampah yang bikin seluruh warga Indonesia geram. Mengapa begitu?
Ya karena harganya sangat fantastis dan bisa untuk membeli rumah mewah. Harganya mencapai Rp9,5 miliar. Cukup berlebihan untuk sebuah tong sampah saja. Lagipula itu hanya tempat penampungan sampah yang nantinya akan kotor dan tidak dilihat oleh orang. Namun di balik tempat untuk membuang sampah tersebut ada beberapa fakta yang belum banyak orang tahu.
9,5 miliar ternyata bukan harga satuan dari tong sampah
Melihat berita ini pertama kali, pasti kalian sudah sebal sendiri. Di kala negara masih dalam keadaan susah, pemerintah dengan enaknya mengeluarkan uang berlebihan hanya untuk sebuah tong sampah saja. Namun, pemikiran kita tersebut tidak sepenuhnya benar.
Harga 9,5 miliar ini ternyata kalkulasi dari 2200 tong sampah yang akan disebar di beberapa daerah wilayah DKI Jakarta. Mulai dari pemukiman sampai tempat wisata juga. Jadi, kalau dihitung-hitung harga per satuannya adalah sekitar Rp3,6 juta. Menurut kalian murah atau masih mahal nih?
Kalau menurut kalian mahal, ini alasannya
Hal pertama yang membuat tong sampah satu ini mahal adalah karena merupakan keluaran dari Negara Jerman. Namun tidak hanya itu saja, ada alasan lain mengapa tong ini bisa mahal. Ternyata itu karena tong sampah memiliki daya tampung yang lebih banyak yaitu 660 liter. Itu setara dengan 270 kg sampah.
Kemudian, produk ini dibuat dari bahan high density polyethilene (HDPE) yang dikata mampu untuk bertahan dari beku, panas, hingga reaksi kimia. Selanjutnya, tong sampah yang diproduksi dari Perusahaan Weber ini juga dapat menangkal radiasi sinar ultraviolet. Tak hanya itu saja, tempat sampah ini memiliki roda yang bisa berputar 360 derajat serta ada sistem pengereman supaya tidak bergerak.
Dibeli karena ada penyebab utamanya
Membuang-buang uang. Itulah yang terlintas di pikiran kita jika melihat tong sampah satu ini. Padahal, membeli tong sampah dengan harga ratusan ribu saja sudah cukup. Harga mahal tidak berpengaruh karena itu semua tergantung dari manusianya. Jika manusianya tetap saja buang sampah sembarangan, maka apa guna tong yang harganya melejit tersebut? Sia-sia bukan?
Akan tetapi Isnawa selaku Kepala DInas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengatakan kalau tong sampah ini dibeli karena ada sebabnya. Selama ini pengelolaan sampah di DKI Jakarta terbilang masih tradisional. Alasannya karena sampah melalui proses yang tidak efektif. Contohnya adalah sampah harus naik turun dari rumah ke truk untuk bongkar muatan. Nah, kalau tong satu ini proses pengumpulan sampah akan dipangkas karena bisa langsung dipindahkan ke truk sampah tertutup yang telah dilengkapi mesin press.
Tidak beli produk Indonesia karena ini
Netizen pasti bertanya-tanya lagi, mengapa tidak membeli produk dari Indonesia saja? Kalau beli tong sampah dari dalam negeri, pasti harganya lebih murah. Selain itu dapat memajukan produk dalam negeri juga.
Ternyata Isnawa mempunyai alasan tepat untuk itu. Hal ini terjadi lantaran Indonesia belum memproduksi tong sampah yang secanggih itu. Tempat sampah yang diproduksi Indonesia masih biasa saja. Tipe yang dimiliki adalah ukuran enam sampai delapan meter. Kemudian harga satuannya pun juga cukup fantastis, yakni sekitar Rp26 sampai 28 juta.
Jadi demikianlah fakta dari tong sampah berharga fantastis yang dibeli DKI Jakarta. Ternyata harganya yang mahal setara dengan kualitasnya. Kemudian, tujuan pembelian tersebut juga cukup bagus karena ingin memodernisasi pengelolaan sampah di DKI Jakarta. Sehingga kita tak perlu lagi untuk berpikiran buruk tentang pembelian tong sampah tersebut. Namun dengan pembelian produk tersebut, semoga warga tidak membuang sampah sembarangan. Supaya tidak sia-sa membeli tong sampah yang harganya cukup fantastis tersebut.