Beberapa waktu yang lalu, di sebagian daerah di Indonesia dihebohkan dengan keadaan anak-anaknya yang mengalami kejadian tak biasa. Bagaimana tidak, pasalnya sebagian dari mereka mengalami kekerdilan ketimbang yang lain. Sebagian orang merasa tak cemas lantaran menganggap hal itu gangguan ketinggian biasa.
Lalu benarkah seperti itu? Ternyata kalau diselidiki para anak ini mengalami keadaan yang tak biasa. Bahkan kalau dibiarkan bisa saja berakibat fatal dan mengganggu mental mereka. Lalu kelainan apakah yang dialaminya itu? Simak ulasan berikut.
Jarang diketahui, tapi banyak anak mengalami kerdil tidak alami
Siapa sangka beberapa waktu yang lalu, warga beberapa desa di Sumut mengaku anaknya mengalami sebuah penyakit aneh. Mungkin memang samar-samar, akan tetapi pertumbuhan anak di sana diketahui memiliki tinggi badan lebih rendah dari pada biasa. Usut punya usut, ini bukanlah karena genetik atau faktor lainnya namun memang penyakit kronis yang bikin seorang anak jadi lebih kerdil ketimbang mereka yang seusianya.
Meskipun mungkin terlihat biasa, namun jika dibiarkan lebih lanjut maka kemungkinan setelah pubertas pun tinggi badan bisa saja lebih pendek dari seusianya. Namun demikian bukan berarti tidak bisa disembuhkan penyakit kronis, pasalnya tergantung cara perawatannya.
Stunting yang sering bikin salah kaprah mengenai penyakit kerdil
Istilah Stunting mungkin memang jarang dikenal, namun siapa sangka malah banyak ditemui di masyarakat. Ya, Stunting adalah nama penyakit kronis yang ternyata bikin anak memiliki ukuran tubuh lebih kerdil ketimbang yang lainnya. Namun sayang lantaran istilahnya yang belum awam membuat banyak orang salah kaprah dengan penyakit Stunting ini.
Misalnya saja di desa Langkat, Sumut, banyak orang yang mengira kalau penyakit ini hanya kekurangan gizi biasa, sehingga tak perlu dikhawatirkan. Sebaliknya, justru Stunting adalah penyakit kronis masalah gizi yang bikin badan seorang anak mengalami kerdil. Bahkan bagi mereka yang mengalaminya sejak usia 3 tahun bakal sulit untuk disembuhkan.
Indonesia jadi negara ke lima paling banyak mengalaminya
Meskipun jarang orang yang mengenal penyakit ini, namun siapa sangka kalau Indonesia menduduki peringkat kelima dunia loh. Tentu hal itu dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan mengenai Stunting sendiri sehingga tak ada pencegahan sejak dini. Sedangkan rata-rata nasional pengidap kronis gizi buruk ini sebesar 37% di Indonesia.
Jika ditinjau lebih lanjut, rupanya Stunting tidak hanya berdampak pada bentuk fisik saja melainkan berpengaruh pada kehidupan. Salah satunya kemampuan otak yang tak maksimal yang membuat mental dan belajar buruk, serta resiko adanya penyakit lain seperti diabetes dan lain-lain.
Pencegahan stunting yang harus dilakukan sejak dini
Mengingat Stunting ternyata bukan sebuah penyakit biasa, oleh sebab itu mesti dilakukan pencegahan sejak dini. Bukan hanya saat anak telah dilahirkan, namun mulai dari berada di dalam kandungan. Asupan gizi memadai dan seringnya berkonsultasi soal kehamilan di dokter atau posyandu bisa membantu mendapatkan pengetahuan tentang penyakit ini.
Pun demikian mereka yang sudah kena, masih ada kesempatan agar bisa normal kembali meskipun butuh waktu lama. Salah satunya adalah ketika masa pubertas di mana seharusnya proses pertumbuhan sangat cepat, di saat itulah akan ada baiknya kalau asupan gizi dicukupi, bahkan lebih agar anak bisa normal kembali.
Meskipun sangat sederhana namun siapa sangka bisa saja berdampak buruk kalau dibiarkan penyakit stunting ini. Oleh sebab itu harus dilakukan pencegahan sejak dini, karena bukan hanya fisik namun mental pun bisa saja kena. Lebih baik mencegah bukan ketimbang mengobati.