Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini, telah dibekali sejumlah kemampuan tertentu sebagai bekal untuk mengarungi ganasnya kehidupan. Hal seperti itulah yang dialami oleh sosok cantik yang satu ini. Lahir dari orang tua yang mengalami keterbatasan fisik, tak membuatnya pesimis dalam mengarungi hidup.
Tak hanya itu, gadis bernama Retno tersebut sukses menorehkan sebuah prestasi yang tergolong luar biasa. Ia berhasil lulus dari perguruan tinggi dengan torehan nilai yang fantastis. Kondisi perekonomian dan kedua orang tuanya yang menderita tunanetra, membuat ia berusaha keras hingga sukses seperti saat ini. Seperti apa perjuangan Retno menggapai mimpinya? Simak ulasan berikut.
Gadis tangguh yang berangkat dari kondisi minim
Tak mudah memang Retno menjalani hidupnya. Sejak kecil, ia telah hidup mandiri dengan sang kakak dan adiknya untuk membantu orang tua. Selain kondisi ekonomi, Kedua orang tuanya juga merupakan penyandang tunanetra. Sang Ayah yang berprofesi sebagai pemijat, mengalami kebutaan pada usia 8 tahun. Sedangkan sang ibu tak bisa melihat semenjak lahir. Namun kondisi tersebut tak membuat Retno mengeluh. Ia tetap tekun dan gigih dalam mengejar cita-citanya.
Sosok yang cerdas sejak di bangku SD
Tuhan memang maha adil. Berangkat dari keluarga tunanetra dengan kondisi ekonomi pas pasan, Retno menjelma menjadi gadis jenius yang berotak cemerlang. Terhitung, ia telah mendapatkan beasiswa semenjak sekolah dasar. Tak hanya itu, Retno juga terbiasa bekerja mencari nafkah mandiri yang digunakannya untuk membayar sekolah. Setelah lulus sekolah menengah pada 2011, ia sempat merantau ke Jakarta mencari pekerjaan. Dari Jakarta, Retno sempat kembali ke Yogyakarta untuk mencari pekerjaan lain. Akhirnya, sebuah tawaran spesial datang kepadanya pada tahun 2014.
Kesempatan terbuka lebar untuk menjadi bidan
Adalah gurunya semasa SMA yang memberikan jalan tersebut. Retno ditawari beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di profesi bidan. Setelah mengikuti serangkaian tes, ia akhirnya lulus dan berhak menerima bantuan pendidikan pada jenjang Diploma ilmu kebidanan hingga lulus. Retno juga mendapatkan fasilitas berupa tempat tinggal di dalam asrama selama mengikuti kegiatan perkuliahan.
Lulus dengan nilai memuaskan
Perjuangan Retno melawan keterbatasan hidup tak berakhir sia-sia. Ia berhasil dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude pada jurusan kebidanan. Tak hanya itu, Retno juga meraih IPK dengan nilai 3.72. Sebuah nilai yang membanggakan bagi anak seorang tunanetra yang ekonominya pas-pasan. Atas prestasi yang diraih, Retno juga mendapatkan posisi sebagai staf laboratorium di Almamaternya, Akademi Bidan Yogyakarta (Akbidyo). Alhasil Retno pun tak harus bingung dengan pekerjaan dan dapat membantu orang tuanya.
Meski hidup dalam kondisi terbatas, Retno telah membuktikan bahwa dirinya juga bisa mendulang kesuksesan sama seperti mereka yang hidup berkecukupan. Dengan kemauan dan kerja keras, semua halangan seberat apapun pasti bisa dilalui dengan mudah. kalau cewek saja mampu, Harusnya Saboom juga bisa dong. Semangat!