Diterimanya Egy Maulana di salah satu klub di Polandia, tentunya jadi salah satu kebanggaan bagi Indonesia. Apalagi mengingat perjuangan kerasnya, wajar kalau banyak klub besar yang kepincut. Hal ini mungkin jadi langkah awal Egy untuk bisa go international.
Bicara soal Egy Maulana, ternyata meskipun dirinya kini di Eropa namun keluarganya tetap hidup sederhana. Bahkan sampai sekarang mereka masih membuka warung di kampungnya. Lalu kenapa bisa seperti itu? Simak ulasan berikut.
Meski anaknya sudah berkarir di Eropa, namun orang tua tetap buka warung sederhana
Kabar mengenai berlabuhnya Egy Maulana di klub Polandia Lechia Gdansk selalu jadi perbincangan hangat akhir-akhir ini. Namun siapa sangka, keadaan orang tua di luar dugaan. Ya ayah dan ibu Egy sampai saat ini tetap menjalankan warung kecil sebagai usahanya. Bukan karena apa, memang warung tersebut sejak kecil jadi sumber mencari rezeki keluarga.
Pun demikian meski Syarifuddin sudah melambung di Eropa, sampai detik ini dia sama sekali tidak berpikiran untuk menutup warung. Benar-benar tak nampak, kalau usaha kecil itu adalah milik orang tua salah satu pemain bintang Indonesia. Salut dengan bersahajanya kedua orang tua Egy.
Walau dibiayai oleh warung kecil, namun tetap tidak cukup untuk impian Egy
Seperti yang diketahui, warung sederhana milik Syarifuddin sudah membiayai Egy semasa sekolah. Namun sayangnya penghasilan tersebut tidak cukup untuk mewujudkan mimpi Egy. Bahkan Egy sempat mengkandaskan beberapa kesempatannya untuk ikut kejuaraan lantaran masalah biaya.
Beruntung dirinya dibantu oleh seseorang yang tertarik akan bakatnya, yang kini juga menjadi ayah angkatnya. Sejak saat jalan untuk mewujudkan mimpi Egy mulai terlihat mulus dan karirnya terus menanjak. Hingga akhirnya seperti sekarang ini, dirinya bisa menjadi salah satu pemain di Eropa.
Bakat sepak bola sudah ada dari lahir, bahkan mungkin turun dari sang ayah
Kita mungkin mengenal Egy Maulana sebagai salah satu pemain sepak bola muda dan berbakat. Namun siapa sangka sejatinya keluarganya sudah akrab dengan olahraga bola . Usut punya usut, ayah Egy sendiri sudah akrab dengan lapangan hijau sejak masih muda hingga sekarang. Bagaimana tidak, Syarifuddin sendiri menjadi pelatih salah satu klub di daerahnya PS Asam Kumbang.
Di masa muda, dirinya juga dikenal sebagai salah satu striker yang berbakat di beberapa klub lokal. Namun sayang langkahnya harus terjegal lantaran masalah biaya yang harus dihadapi. Bahkan dirinya harus rela tidak mengikuti seleksi PSMS juga karena tidak cukupnya ongkos. Bisa dibilang apa yang dicapai Egy ini adalah mimpi orang tua yang tidak kesampaian.
Terbangnya Egy ke Eropa tentu jadi berkah tersendiri orang tua
Selain dapat mewujudkan impian orang tua yang dulu sempat tidak kesampaian, diterima Egy di Eropa ternyata mengundang berkah lain. Salah satunya makin ramainya warung sederhana milik keluarga Egy. Selain itu, sekolah bola milik sang ayah pun juga makin banyak yang tertarik bergabung di sana. Tentunya hal ini jadi kebanggaan lain bagi orang tuanya.
Di sisi lain, meski kini sudah berada di Eropa ternyata masih ada impian Egy yang belum kesampaian. Tidak lain dan tidak bukan adalah memberangkatkan orang tuanya ke tanah suci. Pemain muda itu berharap agar segera sukses di Eropa dan berhasil mewujudkan mimpinya.
Sikap bersahaja yang dimiliki orang tua Egy ini tentu patut diacungi jempol. Ya meskipun anak mereka sudah memiliki nama di benua Eropa sana bukan berarti harus lupa daratan. Ibarat padi, makin menguning dia akan tambah menunduk.