Selama ini Pahlawan Nasional yang kita kenal tak jauh-jauh dari Bung Karno, Bung Hatta, serta R.A. Kartini. Padahal, setiap tahunnya pemerintah mengajukan nama-nama baru untuk diberi titel pahlawan nasional. Bahkan Presiden Keempat kita, Gus Dur, pun pernah diajukan untuk mengisi deretan pahlawan nasional, namun hingga sekarang namanya belum tertera.
Namun, baru-baru ini Presiden Jokowi meresmikan 4 sosok yang pantas menyandang titel pahlawan nasional. Mereka pun telah memenuhi ketentuan yang diatur dalam UU no. 20 tahun 2009, seperti tak pernah menyerah pada musuh, pernah memimpin sebuah perjuangan, pernah melahirkan gagasan atau pemikiran besar, dan yang lainnya. Simak profil lengkap mereka dalam ulasan berikut.
1. Keumalahayati, Laksamana Perempuan Pertama di Dunia
Wanita kelahiran Aceh tahun 1550 ini merupakan keturunan dari keluarga bangsawan. Kakeknya bernama Laksamana Muhammad Said Syah anak dari pesohor kesultanan Aceh Sultan Salahuddin Syah. Keumalahayati yang lebih dikenal dengan Laksamana Malahayati pun menjadi perempuan ke-13 yang diberi gelar pahlawan nasional.
Jasanya benar-benar patut diketahui dan diapresiasi oleh banyak kalangan. Pasalnya, pada tahun 1599 ia berhasil membawa 2.000 orang pasukan dari Inong Balee atau janda-janda berperang melawan Belanda. Lebih saktinya lagi, dialah orang yang membunuh Cornelius de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu.
2. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, Ulama Karismatik dari Lombok
Pemilik gelar Tuan Guru Kyai Haji (TGKH) ini merupakan seorang santri jenius yang disegani di Mekkah. Hal tersebut dikarenakan ia lulus dari Madrasah al-Shaulatiyah Mekkah, Arab Saudi, pada tahun 1993 dengan predikat istimewa. Dilansir dari kompas.com, jasa TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid terhadap perkembangan nasionalisme dan agama di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ia memodernisasi lembaga pendidikan Islam di masa penjajahan dengan menjadikan beberapa Madrasah Nahdlatul Wathan sebagai pusat pergerakan kemerdekaan. Dilansir dari goodnewsfromindonesia.id, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid ini juga mendirikan gerakan Al Mujahidin dan mempelopori pertempuran dengan NICA di Solong, Lombok Timur.
3. Mahmud Riayat Syah, Memiliki Gelar Sultan Sejak Umur 2 Tahun
Sosok lelaki yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional ini berasal dari Kepulauan Riau. Mahmud Riayat Syah lahir pada tanggal 24 Maret 1756 dan dua tahun setelahnya mendapat gelar Sultan di depan namanya. Ia dianugerahi predikat Pahlawan Nasionalatas jasanya sebagai pemimpin tertinggi Johor-Riau-Lingga dan Pahang, dilansir dari kompas.com.
Setelah berkali-kali bentrok dengan Belanda, ia pun memperkuat wilayahnya dalam sektor ekonomi dan militer. Ia juga menerapkan strategi gerilya perang laut dan daratan untuk melawan musuh dari Inggris dan Portugis. Namun, pada tahun 1812 ia menghembuskan nafas terakhirnya.
4. Lafran Pane, Aktivis Kebanggaan Yogyakarta
Banyak orang yang bertanya-tanya mengapa seorang Lafran Pane lolos menjadi deretan sosok yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Rupanya, keputusan Presiden Jokowi memang patut dipertimbangkan. Lafran Pane merupakan adik kandung dari dua sastrawan terkenal Sanusi dan Armijn Pane.
Namun, ia memilih jalan yang lain dan masuk ke dunia politik. Pemilik gelar Prof. Drs. H. Lafran Pane merupakan pendiri organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Ia juga digadang-gadang sebagai penyumbang pemikiran terbesar bagi pergerakan mahasiswa Islam moderat di Indonesia.
Itulah 4 wajah baru yang masuk dalam deretan Pahlawan Nasional Indonesia. Meskipun jasa-jasa mereka patut diapresiasi dan diamalkan nilai-nilai yang sesuai dengan kaedah hidup kita, janganlah lupa pada Pahlawan Nasional terdahulu, karena seperti biasanya, orang Indonesia kalau sudah menemukan kawan baru suka lupa pada yang lama.