Kenal Gibran Rakabuming Raka? Yuph, meski kalian tipe kudet, paling nggak udah nggak asing kan dengan nama putra pertama Pak Jokowi ini? Selama ini, Gibran memang lebih dikenal sebagai pebisnis. Meski anak presiden, tapi selama ini Gibran memang dikenal dengan kemandiriannya. Pemuda kelahiran Solo 1 Oktober 1987 ini nggak pernah menggunakan embel-embel nama ayahnya untuk meraih kesuksesan.
Ayah satu anak ini emang lama menuntut ilmu di luar negeri. Dan hasil belajarnya juga nggak sia-sia. Gibran saat ini terhitung sebagai pebisnis sukses yang telah membuka usaha kuliner dengan banyak cabang. Sebenarnya, hal keren tentang Gibran bukan cuma soal bisnisnya yang berkembang pesat sih, beberapa hal inilah yang patut kamu tiru.
Menyamakan diri seperti rakyat biasa
Belakangan ini jagad maya dihebohkan dengan postingan pengguna Facebook bernama Henri Subaktio. Henri diketahui berprofesi sebagai dosen Universitas Airlangga. Ia menceritakan kronologi pertemuannya dengan sulung pak Jokowi tersebut di pesawat.
Saat turun dari pesawat, ternyata hujan lebat dan semua penumpang basah-basahan termasuk Gibran. Sama sekali tak ada yang melakukan penjemputan khusus untuk Gibran. Henri yang menyadari jika sosok tersebut adalah anak orang nomor satu di Indonesia hanya bisa terkagum-kagum, karena selalu pergi sendirian tanpa pengawalan. Padahal jika mau, anak presiden tentu saja bisa meminta pengawalan atau penjemputan khusus.
Bikin usaha sendiri, nggak dimodalin atau nerusin bisnis pak Jokowi
Biasanya, seorang anak yang memiliki orangtua sukses lebih senang menikmati hasil kerja keras orangtua. Atau minimal, mereka meneruskan usaha orangtua. Tapi ternyata, nggak demikian dengan Gibran. Suami dari Selvi Ananda ini berani membuat gebrakan dengan membuat usaha sendiri.
Padahal, sebelumnya Pak Jokowi sudah memberi penawaran buat anak sulungnya untuk meneruskan usaha mebel keluarga. Tapi, jiwa bisnis dan kemandirian Gibran ternyata lebih dominan. Sejak usianya masih dua puluhan, Gibran sudah punya banyak cabang usaha kuliner di Indonesia.
Kesabaran menghadapi cibiran, Gibran mah selalu woles aja
Bukan sekali dua kali Gibran mendapat cibiran di dunia maya. Beberapa saat lalu, seorang dosen Mahsina SE juga melontarkan cibiran melalui Twitter. Memang, dalam cuitan tersebut tidak disebutkan nama Gibran, hanya saja si dosen menuliskan ‘lulusan singpore, pulang kampung jualan martabak ngorbanin bapak’. Kontan saja postingan tersebut membuat netizen geram, hal itu karena Gibran yang merupakan lulusan Singapur dan juga memiliki bisnis martabak.
Hampir semua pengguna Twitter memberikan serangan balasan untuk si dosen, dan mengatakan jika usaha jualan martabak lebih mulia daripada dosen yang kurang etika. Di bantaian para pengguna Twitter, Gibran justru sama sekali tidak melakukan balasan. Tak hanya itu, gaya duduk Gibran juga sempat dipermainkan oleh para netizen. Meme tentang jurangan WC umum juga sempat berkeliaran di dunia maya, dan Gibran juga tak pernah memperkarakan meme tersebut, justru membalasnya dengan cara yang kocak.
Nggak nunggu saham meski anak orang nomor satu di Indonesia
Sebagai anak orang nomor satu di Indonesia, sudah dipastikan jika Gibran punya banyak jaringan. Jika ingin memulai usaha, tentu akan mudah mendapat saham dari orang, atau minimal dari Pak Jokowi. Tapi, Gibran mengaku jika ia memulai bisnisnya dengan meminjam uang di bank sebagai modal usaha. Wah, kalau bukan Gibran, barangkali udah enak-enakan tuh di bawah kerja keras orangtua.
Dalam memulai bisnisnya, Gibrang mengaku nggak langsung sukses lho. Sebagai pebisnis sukses, sebelumnya Gibran pernah mengalami masa-masa sulit, di mana cateringnya nggak laku. Bahkan begitu banyak makanan yang tersisa. Tapi ternyata, hal itu nggak menyurutkan niatnya buat nerusin usaha. Tekadnya membuahkan hasil, sekarang Gibran punya belasan cabang. Hebat kan? Usianya baru 30 tahun lho sekarang.
Itulah empat hal keren tentang Gibran Rakabuming Raka. Meski anak presiden, tak sekali pun ia menggunakan embel-embel pak Jokowi. Toh, buktinya ia tetap bisa sukses. Patut jadi inspirasi nih, apa pun gelar atau jabatan orangtua kita, sudah sepatutnya kita tetap berusaha dengan kemampuan sendiri.