Umunya tradisi pertarungan satu lawan satu gladiator hanya bisa kita lihat saat kejayaan kerajaan Romawi. Namun siapa sangka di Indonesia juga ada sebuah tradisi serupa, namun mirisnya dilakukan oleh kalangan pelajar. Ya, layaknya gladiator, para pelajar ini saling pukul satu sama lain hingga salah satu di antara mereka tidak bisa bertanding.
Rupanya tradisi berdarah mirip gladiator itu oleh anak-anak muda disebut “Bom-boman”. Mirisnya tradisi ini tumbuh subur di kalangan remaja dan sama sekali tidak diketahui sekolah. Bahkan beberapa waktu yang lalu seorang pelajar meninggal karena pertarungan berdarah ini. Berikut merupakan ulasan lengkap mengenai tradisi berdarah yang merenggut nyawa generasi muda itu.
Tradisi ala gladiator di kalangan anak muda
Seperti yang diketahui,mungkin kita mengenal duel sampai mati layaknya gladiator hanya terjadi pada saat masa kejayaan Romawi. Namun siapa sangka rupanya tradisi seperti itu ternyata sampai ada hingga sekarang, bahkan dilakukan oleh anak-anak muda.
Ya, sebuah tradisi nyeleneh mirip ajang gladiator bernama “Bom-boman” ini beberapa waktu yang lalu merenggut nyawa seorang pelajar di Bogor bernama Hilarius Christian Event Raharjo. Rupanya siswa ini suruh berduel dengan seorang pelajar dari sekolah lain sampai meninggal dan hanya ditonton oleh puluhan orang sebagai hiburan. Ya, nyawa anak muda ini melayang demi tradisi berdarah yang entah untuk tujuan apa diadakan.
Tradisi “Bom-boman” sangat terorganisir
Siapa sangka ternyata ada campur tangan beberapa orang senior dalam tradisi berdarah ini. Ya, bahkan para alumni pun ikut andil dalam penyelenggaraan bom-boman. Sistemnya, para alumni mempersiapkan dan mengkoordinir tempat dan penyelenggaraan tradisi ini. Kemudian mereka menghubungi para junior mereka yang masih sekolah yang umumnya berada di kelas tiga.
Baru setelah itu, para murid kelas tiga ini mencari seorang petarung dari angkatan yang lebih rendah, umumnya kelas satu untuk bertanding. Biasanya para petarung ini akan dibawa ke sebuah lapangan kosong atau tempat sepi untuk dihadapkan dengan lawannya dari sekolah lain. Umumnya yang bisa menonton pertandingan tersebut juga kalangan-kalangan mereka sendiri.
Biasanya terjadi saat ada pertandingan basket
Entah sejak kapan, namun tradisi bom-boman antara pelajar dua sekolah di Bogor ini selalu dekat dengan waktu pertandingan basket. Ya, para umumnya setelah pertandingan berakhir para siswa laki-laki berkumpul untuk melaksanakan tradisi bom-boman. Ternyata jika menengok lebih jauh, pertarungan ala gladiator ini sendiri sudah ada sejak tahun 2000-an hingga saat ini.
Bahkan pihak sekolah sendiri pun tidak tahu-menahu mengenai tradisi ini hingga kasus kematian pelajarnya terkuak secara publik. Bisa dibilang kalau mereka yang ikut terlibat baik penonton, penyelenggara maupun petarung, benar-benar menjaga rahasianya.
Masih banyak dilakukan dan pastinya nyawa generasi muda terancam
Hilarius Christian Event Raharjo adalah salah satu kisah dari tradisi bom-boman sendiri yang mendapatkan sebuah nasib kurang beruntung. Padahal mungkin di luar sana, masih banyak para pelajar yang mungkin juga melakukan tradisi serupa. Mungkin bagi mereka dengan berkelahi seperti itu bagi mereka bisa terlihat lebih jantan, padahal bisa saja kematian mengintai.
Buktinya, di youtube masih banyak video “bom-boman” pelajar SMA yang jadi bukti kalau tradisi macam ini masih tumbuh subur di kalangan pelajar di beberapa daerah. Pastinya ini menjadi perhatian buat Indonesia, bukan hanya pihak kepolisian, namun semua elemen yang ada termasuk kita dalam menyelamatkan generasi bangsa.
Entah harus berkata apa pada generasi muda yang satu ini, mending kalau berkelahi di atas ring merebutkan gelar juara, paling tidak kalau kalah bakal dapat uang juga. Lah ini? Akan lebih bijak jika waktu luang di usia muda digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat, olahraga lah, belajar lah, apapun yang penting bisa membahagiakan orang tua.