Batik memang ciri khas dari Indonesia, setiap daerah memilikinya sendiri. Ada sangat banyak motif batik di Indonesia ini. Misal Pekalongan, Sunda, Jogja dan semua itu punya nilai seni serta historisnya sendiri. Banyak lho para bule yang kesengsem dengan batik Indonesia ini, bahkan negara tetangga pun ingin mencaploknya dari kita.
Masih soal batik, mungkin kamu jarang mendengar batik yang satu ini. Ya, Batik Papua memang jarang diperbincangkan, namun namanya sudah sangat tersohor di dunia. Itu semua tidak lepas dari jasa Jimmy Afaar, dan karena batik Papua juga dia menjadi seorang pebisnis super kaya di Papua. Berikut adalah kisah mengenai putra Papua yang mengharumkan nama Indonesia itu.
Belajar dari pekalongan
Jimmy Afaar, seorang putra Papua sangat tertarik dengan seni batik yang ada di nusantara. Mulai saat itu dirinya berniat mempelajari mengenai batik ini langsung di tempat industrinya yang ada di pulau Jawa. Dan tempat yang dia tujuh adalah Pekalongan, yang memang selama ini dikenal sebagai sentra batik terkenal.
Di sana perjuangannya untuk mempelajari masalah pembuatan batik ini tidak mudah, hanya untuk menggunakan canting dan mencampur warna saja butuh waktu empat bulan lamanya. Meskipun datang dari pulau yang berbeda, orang-orang di sana memperlakukan Jimmy Afaar dengan baik, bahkan mereka malah senang ada anak Papua yang mau jauh-jauh datang untuk mempelajari Batik warisan khas Indonesia.
Kembali ke Papua dan membuat Batik sendiri
Batik memang ciri khas Indonesia, hampir seluruh daerah di negeri ini memiliki batiknya sendiri. Karena merasa bahwa Papua belum memiliki identitas batiknya sendiri, Jimmy Afaar merasa terpanggil untuk kembali ke kampung halamannya.
Dan di pria ini akhirnya membuat corak khas Papua untuk dijadikan sebuah batik. Mulai sejak itulah batik Papua menjadi terkenal di seantero Indonesia. Jimmy Afaar juga tidak ragu mengajarkan ilmu membatiknya pada orang lain di sana. Awalnya adalah hal berat bagi Jimmy Afaar untuk mengajak orang Papua untuk belajar batik, namun lama-kelamaan mereka justru sangat senang jika membatik.
Perjuangan yang tidak sia-sia
Pastinya bukan hal yang mudah untuk Jimmy Afaar membuat batik Papua terkenal. Awalnya saja, kurang dari sepuluh orang yang mau belajar batik, dan kebanyakan adalah para mama’. Membatik memang hal yang tidak pernah dilakukan oleh orang Papua, makanya jadi pada tidak betah saat membatik. Harus duduk terus selama empat jam untuk membatik bukanlah hal yang mudah.
Meskipun awalnya tidak suka, namun akhirnya mereka jadi sangat senang dengan kegiatan membatik ini. Bahkan saking senangnya, mereka tidak makan dan tidak minum sampai batik mereka benar-benar selesai. Tidak jarang dari mereka yang rela membatik melebihi waktu yang ditentukan hanya karena memang senang dengan kegiatan baru itu.
Pengusaha kaya raya dan pelopor batik papua
Awalnya mungkin sangat Sulit bagi Jimmy Afaar untuk memulai bisnis batik ini, banyak kendala yang harus dia hadapi. Contohnya, kurangnya pekerja, bahan dasar yang harus mengambil dari Jawa dan banyak kendala lainnya. Bisnis batiknya pernah pasang surut, bahkan hampir bangkrut. Omset awal yang hanya sekitar 13 juta, kadang sering tidak ada labanya.
Meskipun begitu dia tidak pantang menyerah, kini bisnis batiknya sudah sangat terkenal sebagai ciri khas Papua. Sudah banyak orang Amerika dan Australia yang membeli batiknya itu. Dulu mungkin Jimmy sering mengalami rugi, namun sekarang dalam satu bulan, dia bisa meraup omset hingga seratus juta lebih. Belum lagi dia di daulat sebagai pelopor batik Papua dan telah banyak mengikuti pameran batik. Batik Papua juga terkenal dengan nama Batik Port Numbay.
Karena jasa Jimmy Afaar, kini Papua telah memiliki motif batiknya sendiri. Hal ini juga menampik anggapan orang, bahwa Papua jauh dari kesuksesan. Mereka memiliki kesempatan yang sama dengan suku bangsa lainnya, toh kita sama-sama Indonesia.