Anak-anak angkatan 90-an pasti merasakan betapa berjayanya Playstation atau PS pada masa itu. Saking populernya, bahkan rental PS sampai menjamur di mana-mana. Tidak jarang banyak orang antri dan rela menunggu lama-lama hanya buat dapat menyewa PS walaupun cuma main satu jam. Memang, di masa itu hanya PS hiburan paling menarik untuk dimainkan ketika game watch sudah kehilangan pesonanya.
Masih mengenai konsol paling hits 90-an itu, kamu pasti ingat dong suasana saat ada di rental PS. Ya, ada saja kelakuan-kelakuan menjengkelkan para penyewa PS. Alhasil, pemilik PS jadi stres bahkan harus kena rugi akibat ulah para pelanggannya. Berikut adalah tipe-tipe penyewa PS tahun 90-an yang menjengkelkan, mungkin kamu salah satunya.
Sering gonta-ganti CD game
Ini tipe yang paling nyebelin buat para pemilik rental PS. Ya, namanya seorang bocah, selalu saja ada maunya. Alhasil jadinya saat main PS, jadi mudah bosan kalau gamenya itu-itu saja. Jadinya sering panggil si penjaga rental buat ngegantiin kaset PSnya. Itulah yang bikin kesel para pemilik rental PS, mainnya mungkin hanya satu jam, tapi mainnya gantinya kaset PSnya lebih dari lima kali. Mau dimarahi itu masih bocah, didiamkan saja juga lama-lama malah gregetan. Tipe bocah seperti ini selalu diantisipasi pemilik rental PS.
Dragon Ball pembawa bencana
Kalau sampai ada orang yang nyewa PS tapi main game Dragon Ball, pastinya mata pemilik rental PS jadi langsung sinis. Game pertarungan yang diadaptasi dari sebuah anime terkenal ini memang asyik dan seru banget kalau dimainkan. Namun sayangnya cara bermainnya bakal merusak joystick PS. Pada game ini, jika ingin menang dari lawan, pemain harus menggunakan kombo dengan cepat dan banyak. Hasilnya pemain bakal menekan tombol di joystick secara brutal, tidak terkecuali tombol analog. Sudah banyak joystick yang menjadi korban keganasan game ini, wajar kalau banyak rental PS yang tidak menyediakan CD nya.
Si perusak tombol R1 dan L1
Sama halnya dengan game dragon ball, beberapa game juga punya potensi untuk merusak joystick PS. Seperti contohnya Guitar Hero atau PES, pasalnya pada game tersebut intensitas tombol R1 dan L1 lebih banyak di tekan daripada yang lain. Alhasil jadilah joystick mengalami kerusakan parah pada tombol tersebut. Selain game, kerusakan tombol R1 dan L1 juga bisa diakibatkan kebiasaan nyeleneh para pemainnya. Misalnya saat loading, banyak orang bakal beranggapan kalau menekan tombol R1 dan L1 berkali-kali bakal mempercepat prosesnya. Mitos tersebut ternyata sangat banyak ditemui di rental PS di mana saja. Hasilnya yang tombol R1 dan L1 jadi rusak tidak karuan.
Bawa adik ke rental
Lantaran suruh jaga adik, akhirnya ada beberapa bocah yang membawanya ke rental PS. Dan di sana kadang mereka malah rewel gak karuan. Jadinya bukan hanya dirinya, bahkan orang lain dan pemilik rental PS pun jadi ikut terganggu. Padahal pemilik rental PS kan juga manusia, juga butuh ketenangan sendiri. Kalau hanya rewel sih masih mending, ada juga yang maksa ikut main. Alhasil sang kakak harus mengakali adiknya dengan meminjamkan joystick yang tidak dicolokkan. Masalahnya adalah kalau ada orang yang main terus joystick tadi diambil, anak tadi pasti rewel lagi tidak karuan. Dan itulah yang kadang bikin stres seorang pemilik rental PS.
Pemain PS garis keras dan tidak tahu waktu
Kalau yang tipe ini, meskipun main game yang biasa, namun hebohnya seperti melihat langsung pertandingan bola. Orang seperti ini kadang bikin resah siapapun yang ada di sekitarnya. Begitu pula kalau kalah, protesnya seperti sedang ada di persidangan. Tidak jarang mereka main sampai tidak tahu waktu, sampai larut malam atau datang saat pagi hari. Namanya pelanggan, harus tetap dilayani, namun tetap saja bikin kesel.
Memang seperti itu potret menyebalkan para penyewa PS angkatan 90-an dulu. Sebenarnya sekarang rental PS juga masih ada, namun tidak sekacau dulu. Akibat kecanggihan PS3 dan PS4, saat ini sudah tidak dapat ditemukan lagi orang-orang seperti di atas. Mungkin bisa dibilang kalau kita adalah generasi terakhir yang mengalaminya.