Teknologi terus berkembang untuk memudahkan pekerjaan manusia. Kini di beberapa negara telah dioperasikan kereta bawah tanah tanpa masinis. Dubai pun tengah mengembangkan teknologi taksi tanpa sopir. Perkembangan ini mengancam mereka yang berprofesi sebagai masinis dan sopir taksi. Ke depannya, dua pekerjaan tersebut tidak akan dibutuhkan.
Ini bukanlah fenomena baru. Ada banyak pekerjaan yang punah karena sudah tidak ada lagi yang membutuhkan jasa dari profesi tersebut. Kebanyakan punahnya pekerjaan ini disebabkan oleh perkembangan teknologi, meskipun ada beberapa penyebab lainnya. Di Indonesia sendiri hal seperti ini juga tentu terjadi. Simak ulasan menariknya berikut.
Pencari Puntung Rokok
Rokok adalah barang yang berharga bagi sebagian orang. Mereka bahkan rela tidak makan demi membeli sepuntung rokok. Ini kemudian menjadi peluang bagi pencari puntung rokok untuk mendapatkan uang. Mereka mencari benda tersebut yang sudah dibuang di jalanan dengan menggunakan penjepit panjang dan mengumpulkannya di sebuah karung. Puntung rokok bekas tersebut biasanya masih memiliki sisa-sisa tembakau yang setelah dikumpulkan bisa dijual lagi. Dari situlah pencari puntung rokok mendapat uang.
Saat ini pekerjaan mencari putung rokok tidak lagi dilakukan karena banyak sampah yang lebih bernilai dibandingkan rokok bekas seperti kertas dan botol plastik. Orang-orang pun kini lebih menyukai rokok buatan pabrik dibandingkan bikinan sendiri.
Penjaga Wartel
Masih ingat dulu waktu SD atau SMP kita menelepon orang tua melalui wartel saat mereka tidak kunjung menjemput kita sepulang sekolah? Saat ini kita tidak menemui pemandangan tersebut karena anak-anak cukup mengetikkan pesan di telepon genggam mereka.
Keberadaan teknologi telepon seluler membuat pemilik warung telekomunikasi tidak mampu bertahan dan harus menutup usaha mereka. Punahnya wartel pun membuat pekerjaan sebagai penjaga ‘KBU’ tidak lagi dibutuhkan.
Tukang Abu Gosok
Abu gosok adalah sisa pembakaran tumbuhan yang berfungsi untuk membersihkan peralatan dapur. Abu gosok sendiri masih banyak dijual di pasar atau supermarket. Tetapi sudah tidak ada lagi yang bermatapencaharian khusus sebagai tukang abu gosok atau hanya menjual barang ini saja.
Ini disebabkan karena produk ini sendiri tidak selaku dulu. Sudah banyak cairan pembersih yang lebih praktis dan lebih ampuh dalam membersihkan peralatan dapur dibandingkan abu gosok.
Tukang Reparasi Mesin Tik
Berpuluh-puluh tahun yang lalu, keberadaan mesin tik sama pentingnya seperti keberadaan komputer saat ini. Setiap kantor wajib memilikinya. Bahkan beberapa rumah tangga pun memiliki mesin tik pribadi. Kondisi mesin tik harus selalu prima supaya tidak menghambat bisnis dan aktivitas lainnya. Untuk itu, jika mesin tik tengah ngambek dan aktivitas bisnis menjadi terganggu, tukang reparasi adalah satu-satunya penolong yang bisa memperbaiki keadaan.
Profesi sebagai tukang reparasi mesin tik pernah menjadi pekerjaan yang sangat menjanjikan. Tak jarang kita harus menunggu selama seminggu sebelum mesin tik diperbaiki saking banyaknya orderan yang harus dikerjakan. Kini, mesin tik telah digantikan oleh komputer. Karena itu, jasa tukang reparasi mesin tik pun tidak diperlukan lagi.
Operator Pager
Lagi-lagi ada pekerjaan yang punah karena teknologi. Di tahun 80-90an, teknologi komunikasi yang lagi trend adalah pager. Dengan pager kita bisa meninggalkan pesan untuk orang lain secara tidak langsung. Jika disamakan dengan teknologi saat ini, pager berfungsi seperti mesin penjawab telepon otomatis. Bedanya, pager masih membutuhkan tenaga manusia untuk menerima dan menyampaikan pesan.
Lama kelamaan, sistem pager dianggap kurang efisien sehingga digantikan oleh mesin penjawab telepon yang bisa merekam pesan dan bekerja secara digital. Penggantian teknologi ini berdampak pada punahnya pager dan operatornya.
Pekerjaan yang saat ini kita lakoni bukan berarti akan terus ada di masa depan. Bisa jadi dalam waktu dekat kita kehilangan pekerjaan karena rendahnya permintaan di pasar. Karena itu, kita harus fleksibel dalam bekerja dan mampu mengikuti perkembangan jaman supaya tidak panik saat tiba-tiba harus melepas pekerjaan tanpa bisa mendapatkan gantinya.