Pernah dengar sebuah destinasi populer bernama Pattaya? Benar, Pattaya adalah sebuah kota mungil nan menawan yang terletak di pesisir teluk Thailand dengan hamparan lanskap pantai yang indah. Kota ini merupakan pusatnya pariwisata terbesar di Thailand. Boleh dikatakan, Pattaya adalah Balinya Thailand. Dan seperti halnya Bali, tak jarang pula banyak orang Barat yang mengenal Pattaya, tapi tak tahu nama Thailand.
Namun, tahukah kamu? Di balik semua keindahan alam yang ia tawarkan kepada para wisatawan, Pattaya juga menyimpan sebuah rahasia kelam yang membuatnya menjadi tujuan wisata yang paling dicari sekaligus paling dibenci oleh para turis mancanegara. Apa saja fakta mengerikan tersebut?
Angka kriminalitas yang tinggi
Pamor Pattaya sebagai kota dengan keindahan alam yang menakjubkan, jelas membuat banyak para pelancong bersedia datang jauh-jauh untuk menjejakkan kakinya di sini. Sayang, tingginya jumlah wisatawan, berbanding lurus dengan tingginya angka kriminalitas di daerah ini.
Bar atau klub malam yang membludak di Pattaya menjadi tempat favorit para kriminal untuk melancarkan aksinya. Para target biasanya merupakan turis hidung belang yang mencari kepuasan seksual di tempat ini. Pelakunya bermacam-macam, namun yang paling sering justru para wanita yang menyamar sebagai penari atau bahkan pelacur. Tak jarang para turis tersebut dibius dan dirampok.
Bahkan, para wisatawan yang kebetulan hanya berlalu-lalang di sepanjang jalan di Pattaya juga banyak yang ketiban sial. Mereka biasanya dicopet ketika jalanan sedang ramai. Untuk mengantisipasi hal ini, aparat setempat telah meningkatkan keamanan bagi para wisma, meski tetap saja angka kriminalitas tak menunjukkan penurunan.
Industri seks yang merajalela
Tak dinyana, Pattaya ternyata menjadi sarang PSK dengan total mencapai lebih dari 27 ribu! Bahkan, media asing sampai menjuluki kota tersebut dengan nama “Kota Sodom dan Gomorrah yang Modern.” Nama kota yang saking terkutuknya karena maksiat yang merajalela, dihancurkan langsung oleh yang Maha Kuasa.
Meski prostitusi adalah perbuatan ilegal, namun pemerintah pusat seakan menutup mata pada fenomena yang tengah merebak di Pattaya saat ini. Diperkirakan, satu dari lima orang yang ada di Pattaya, berprofesi sebagai PSK.
Nyaris semua tempat hiburan di Pattaya telah “disusupi” oleh PSK, sebut saja bar, klub malam, panti pijat, sauna, hingga hotel yang semestinya menjadi tempat beristirahat yang tenang bagi para wisatawan. Bahkan, ada slogan populer di Pattaya yang berbunyi, “Orang baik pergi ke Surga, orang jahat pergi ke Pattaya.”
Surganya para kaum homoseksual
Pattaya bisa dibilang adalah surganya para pecinta sesama jenis. Di sana ada sebuah red-light district-nya para gay di Pattaya yang bernama Boyztown. Tempat ini mulai berdiri pada tahun 80-an akhir. Tak butuh waktu lama bagi tempat ini untuk menjadi salah satu pusat hiburan malam di Pattaya.
Sejak saat itu mulai banyak berdatangan para wisatawan gay yang berasal dari dalam maupun luar negeri ke tempat hiburan yang mendukung pilihan hidup mereka ini. Biasanya mereka datang ke bar, restoran, hotel, hingga pertunjukan kabaret di mana banyak pria penyuka sesama jenis bekerja.
Angka kematian turis yang tinggi
Selain menjadi tempat favorit para pencopet atau penjambret, julukan Pattaya sebagai kota yang tak ramah pada turis semakin dipertegas dengan banyaknya kasus wisatawan mancanegara yang tewas di sana. Meski kota kecil tersebut tak memublikasikan jumlah akuratnya, namun sudah banyak bukti yang mengarah ke sana.
Penyebabnya bermacam-macam, seperti yang pernah ditunjukkan oleh sebuah film dokumenter asal Inggris yang berkisah mengenai tingginya angka kecelakaan di Pattaya. Banyak kasus tabrakan antara dua sepeda motor yang biasanya melibatkan turis yang mabuk atau dalam pengaruh obat-obatan terlarang. Hal itu dipicu oleh kemudahan menyewa skuter (matik) sebagai moda transportasi paling nyaman dan murah.
Banyaknya turis yang “lompat bebas”
Selain itu, angka bunuh diri di Pattaya juga tergolong tinggi. Rata-rata mereka bunuh diri dengan melompat dari sebuah atap gedung yang tinggi. Belum ada penyebab pasti mengapa hal ini bisa terjadi di sebuah kota dengan keindahan alam seperti ini. Ditambah lagi, mereka yang bunuh diri kebanyakan merupakan ekspatriat yang kebetulan tengah berlibur di sini.
Namun, banyak yang menduga bahwa hedonis dan glamornya kehidupan di Pattaya justru memicu para pelaku (atau korban) untuk mengakhiri hidup mereka. Ada juga rekan mereka yang menyebutkan bahwa orang-orang yang bunuh diri ini tewas karena mengetahui bahwa dirinya telah terjangkit penyakit AIDS. Tak heran, lantaran aktivitas prostitusi di kota sungguh sudah melampaui batas.
Kalau sudah tahu begini, apakah Pattaya perlu dicoret dari destinasi liburan impian kita? Tidak juga. Yang namanya kejahatan bisa terjadi bahkan di semua kota wisata di dunia. Hanya saja, pastikan agar kita selalu waspada dan berhati-hati dengan cara melakukan kroscek serta mencari informasi mengenai tempat yang bakal kita tuju.