Masa jabatan Djarot Saiful Hidayat menjadi Gubernur DKI Jakarta tinggal menghitung hari. Mengemban kepercayaan warga ibukota bukan perkara mudah bagi pria kelahiran Magelang ini. Apalagi ia menjabat ketika sahabatnya sendiri sekaligus mantan Gubernur DKI Jakarta yang ia gantikan sedang dirundung masalah.
Namun, hal tersebut bukanlah halangan bagi Djarot untuk meneruskan program kerja (proker) yang telah disusunnya bersama Ahok. Jelang akhir masa jabatan, proker tersebut sudah bisa terselesaikan. Bahkan ia juga dapat pujian dari rekannya di Mako Brimob itu. Dalam ulasan berikut ini akan disajikan jasa-jasa Ahok untuk Jakarta dalam masanya menjadi Gubernur.
1. Masuk Ancol Gratis
Membludaknya pengunjung Ancol ketika libur lebaran kemarin menjadi refleksi bagi seorang Djarot. Pasalnya, ternyata taman wisata Taman Impian Jaya Ancol masih menjadi daya tarik bagi warganya. Ia ingin melakukan uji coba penggratisan tiket masuk Ancol.
Djarot berpikir bahwa penggratisan tiket masuk Ancol akan berdampak pada perkembangan ekonomi di dalamnya. “Pasar seni agak mati ekonominya sekarang, akan kita coba bagaimana jika tiket masuk digratiskan. Kuliner di sana akan bisa hidup,” begitu katanya. Percobaan ini akan dimulai pada tanggal 14 Oktober mendatang.
2. Pedagang Kaki Lima (PKL) yang Tertata
Sepertinya, Djarot sangat peduli dengan rakyat kecil di Jakarta. Kawasan kedua yang ia tuju perkembangan ekonominya adalah Kota Tua. Ia akan meresmikan kuliner malam di sana.
Ia menggagas lampu-lampu sehingga kawasan Kota Tua akan lebih terang dan tidak menyeramkan lagi jika dikunjungi malam hari. Dengan begitu, para PKL di sana akan ditata dan didatangkan para pengunjung. Sehingga tidak ada lagi PKL nakal yang bertindak semaunya sendiri, semuanya ditata secara tertib.
3. Penyempurnaan Kalijodo
Jika mendengar Kalijodo, kalian pasti teringat sosok Ahok. Gubernur satu ini memang berhasil membuat kawasan prostitusi menjadi taman edukasi yang berguna bagi masyarakat. Kehadiran Djarot semakin menyempurnakan citra Kalijodo.
Baru-baru ini ia meresmikan satu patung berjudul patung penembus batas yang diprakarsai oleh seniman Respati Teguh Santoso. Hal tersebut membuat Kalijodo semakin apik dan lengkap. Djarot tuai pujian Ahok juga berkat hal ini.
4. Bedah Rumah, Teruskan Gagasan Ahok
Ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI, Ahok memang mencetuskan sebuah gagasan tentang bedah rumah. Program tersebut merupakan revitalisasi lingkungan kumuh untuk menciptakan kawasan layak huni. Ahok-Djarot menargetkan daerah-daerah pinggiran Jakarta.
Ditargetkan pertama kali di Cilincing, Jakarta Utara, September lalu program ini berhasil dikerjakan oleh Djarot. Sebanyak 67 rumah dikenai bantuan bedah rumah, seperti baja ringan hingga cat. Djarot menyatakan bahwa dari sini warga juga bisa bergotong royong.
5. Kado untuk Anies-Sandi
Gubernur DKI Jakarta yang baru Anies Baswedan dan Sandiaga Uno akan dilantik pada 16 Oktober mendatang. Sebagai Gubernur yang masih menjabat, Djarot sudah siapkan kado untuk mereka. Kado tersebut merupakan pelenyapan “proyek siluman.”
Djarot tengah berusaha keras untuk memperkuat sistem penganggaran dan pengadaan barang jasa di pemprov DKI Jakarta. Ia menegaskan, dalam mengelola anggaran harus transparan, profesional, dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan begini, para PNS di Pemprov DKI akan terbiasa menangani sistem penganggaran dengan baik, sehingga Anies-Sandi tidak perlu repot-repot lagi menggembleng para staffnya.
Itulah lima jasa Djarot sebagai pengganti Ahok dalam memimpin DKI Jakarta. Ia mengaku dalam akhir masa jabatannya, dirinya seperti berlari marathon. Namun, hal tersebut berbanding lurus dengan apa yang sudah dicapainya untuk Jakarta. Terima kasih, Pak Djarot.