in

Siap-siap Bagi yang Mau Melamar, 5 Mahar di Daerah Ini Mahalnya Tak Kalah dari Uang Panai

Fenomena mahar atau uang pernikahan kadang menjadi kendala tersendiri dari sepasang kekasih yang akan segera mengakhiri masa lajangnya. Bahkan, permintaan mahar yang terlalu mahal bisa menjadi ancaman batalnya sebuah pernikahan, padahal esensi dari menikah itu sendiri sebenarnya bukan itu, melainkan ucapan akad untuk menghalalkan.

Mahar ini juga ada hubungannya dengan adat di setiap daerah. Contohnya saja, uang Panai atau mahar dari Suku Bugis untuk melamar perempuan idamannya yang jumlahnya tak terkira. Semakin tinggi derajat, pendidikan, pekerjaan, hingga kecantikan yang dimiliki seorang perempuan, maka semakin terhormatlah ia. Selain uang Panai, ada tradisi mahar di daerah lain yang tak kalah fantastis. Seperti apakah? Yuk, simak ulasannya berikut.

Japuik dalam adat Pariaman, Sumatra Barat

Uang Japuik atau Bajapuik berasal dari bahasa Padang ‘japuik’ yang artinya menjemput. Uniknya uang Japuik ini tidak diberikan dari lelaki kepada perempuan, tapi sebaliknya pihak perempuanlah yang memberikan kepada lelaki yang mereka cintai. Menurut adat, tradisi ini sudah diwariskan turun temurun dari nenek moyang mereka sejak dulu. Tujuannya tentu saja bukan dengan maksud membeli, tetapi menghargai pihak lelaki. Bajapuik ini berlaku hanya untuk orang Pariaman saja, di luar itu bahkan ada yang tidak melaksanakan tradisi mahar ini.

Pernikahan adat Padang [Sumber gambar]
Sama seperti uang Panai, pemberian bajapuik juga berdasar pada strata sosial lelaki, semakin tinggi pendidikan, pekerjaan serta jabatan, maka uang japuik dari pihak wanita akan semakin tinggi. Minimal nominal untuk orang biasa adalah 5 juta rupiah, sedangkan yang berprofesi seperti guru, dokter, atau sarjana akan dijemput dengan yang 35-50 juta rupiah. Jebol kantong adek, Bang!

Mahar perempuan Sumatra Selatan

Kota yang terkenal dengan kuliner pempek ini juga tak kalah mahal urusan mahar. Dalam tradisi Sumsel, khususnya Sekayu mahar ini disebut Jojo, yaitu kesepakatan mengenai berapa uang yang harus diberi oleh pengantin lelaki kepada pihak perempuan. Selain Jojo yang biasanya mencapai puluhan juta, seserahan yang dibawa oleh pihak laki-laki ketika hari resepsi juga tak kalah banyak, mulai dari bahan makanan, kue, pakaian, hingga peralatan rumah tangga.

Pernikahan gadis Sumatra Selatan [Sumber gambar]
Nah, Saboom, mahalnya uang mahar ini ternyata bukan tanpa sebab. Jika perempuan tersebut merupakan orang terpandang, atau minimal punya pendidikan yang tinggi maka akan tambah mahalnya ia. Jadi, siap-siap yah buat yang mau menikahi gadis Sumsel.

Mayam, mahar Aceh yang mahalnya tak tanggung-tanggung

Salah satu gudang perempuan cantik di Indonesia adalah Serambi Mekkah. Daerah yang berada di paling barat Indonesia ini memang tak usah diragukan lagi paras gadisnya. Namun, jika hendak melamar, mahar yang dibayar pun tak kalah melangit. Dalam tradisi Aceh, penghargaan terhadap gadis yang ingin dicintai bisa dibuktikan dengan jumlah Mayam yang diberikan. Mayam ini bisa sekitar 3-30, terkadang juga lebih. 1 Mayam setara dengan dua juta rupiah. Tinggi tingkat Mayam menunjukkan seberapa kualitas gadis yang akan dinikahi.

Mayam di Aceh [Sumber gambar]
Dalam sebuah pernikahan, Mayam terlebih dahulu disepakati oleh kedua belah pihak keluarga, jika sudah menemui kesamaan maka Mayam disepakati. Secara tidak langsung, Mayam ini juga menjadi pembuktian keseriusan dari lelaki dalam meminang gadis pujaannya. Yah, kalau serius mah enggak pandang Mayamnya berapa, cuss lamar pokoknya kan?

Bowo dalam tradisi pernikahan Nias

Sejatinya menikah itu murah kok, hanya saja kadang ada tradisi yang mustahil untuk dilanggar karena sudah berlaku sejak dahulu kala. Selain tiga daerah di atas, Nias juga termasuk daerah yang tidak masuk kategori ‘nikah itu murah’. Jika suatu saat kamu ditakdirkan menikah dengan gadis Nias, maka setidaknya kamu harus menyediakan mahar 25 juta rupiah.

Pengantin perempuan dan Bowo [Sumber gambar]
Mahar yang dalam istilah adatnya dinamakan ‘Bowo’ ini dihitung berdasarkan babi. Setiap pengantin yang akan menikah, maka prianya memberikan setidaknya 25 Bowo (babi) yang per ekornya dihargai satu juta. Wah, lumayan juga membuat kantong jebol yes?

Jujuran yang diterapkan oleh pengantin Kalimantan Selatan

Entah sejak kapan kata ‘Jujuran’ ini dipakai untuk menunjukkan mahar, yang jelas Jujuran ini adalah tradisi turun temurun. Jujuran berupa sejumlah uang yang wajib diserahkan oleh calon mempelai laki-laki kepada calon pengantin perempuan yang dipergunakan untuk mengadakan walimah/syukuran acara pernikahan. Harus diakui kalau budaya Jujuran inilah yang menjadi problem pra-nikah, walaupun sebagian masyarakat tidak mempermasalahkan hal tersebut.

Jujuran suku Banjar [Sumber gambar]
Ya, mungkin inilah yang dinamakan ‘cintaku terhalang kondisi ekonomi’. Jujuran ini nilainya kisaran Rp 5 juta sampai Rp 20 juta tergantung permintaan si perempuan. Nantinya, semakin banyak Jujuran yang dikeluarkan maka semakin banyak jumlah undangan di pesta pernikahan.

Walaupun mahar di atas mahalnya enggak karuan, kamu masih bisa membuat kesepakatan ‘tawar menawar’ kepada pihak keluarga kok. Jadi, jangan pernah menyerah untuk mendapat gadis yang kamu cintai ya. Mengapa? Karena kita tidak bisa memilih jodoh dari suku mana yang akan menjadi pendamping kita. Yakin deh, selama ada kemauan untuk menghalalkan, maka akan selalu ada jalan keluarnya.

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Sering Jadi Kebiasaan, Inilah Bahaya di Balik Nyamannya Mengucek Mata Menggunakan Tangan

Pelihara Ratusan Anjing Liar, Wanita Berhijab Asal NTB Ini Menuai Pro dan Kontra