Sejak dilantik pada 23 Oktober 2019 lalu, hingga hari ini, masa kepemimpinan Joko Widodo beserta para menterinya terhitung lebih dari 100 hari kerja. Di awal penetapan nama menteri, banyak sekali nama yang tidak disangka-sangka oleh netizen, dari Nadiem Makarim, Whisnutama, hingga menteri agama, Jenderal Purnawirawan TNI Fachrul Razi.
Saat hari-hari pertama menjabat, Fachrul Razi sempat dinilai memberikan beberapa pernyataan kontroversi. Dari mulai soal doa disisipi bahasa Indonesia hingga wacana pelarangan cadar dan celana cingkrang. Namun, di balik semua itu, ada beberapa terobosan baru yang ia lakukan loh. Yuk, simak dalam ulasan berikut ini!
Menanggulangi isu radikalisme
Sejak pertama kali dirinya dilantik, PR besar yang disebut oleh Fachrul Razi adalah menanggulangi isu radikalisme yang sempat merebak akhir tahun 2019 lalu melalui sejumlah teror. Mulai dari bom bunuh diri serta isu aparatur sipil negara terpapar radikalisme. Dalam hal ini, ia dan timnya telah membentuk terobosan baru dalam upaya deradikalisasi masyarakat di Indonesia.
Dalam terobosan ini juga akan ada konsep yang ia namakan bandulan. “Kita punya konsep adalah program akademik kita, adalah moderasi beragama. Yang kita beratkan di sana bukan agamanya, namun cara kita beragama,” ujarnya dilansir dari kompas.com.
Akan menerapkan aturan ustaz bersertifikat
Masih merupakan kelanjutan dari upaya menangkal radikalisme, Fachrul Razi telah menyusun konsep yang mengharuskan seorang penceramah bisa memiliki sertifikat. Ini bukan sertifikasi ulama ya, melainkan bukti kalau memang seorang penceramah itu layak memberikan dakwah.
Pihak kemenag juga menyarankan agar tiap penceramah, dalam memberikan dakwah, lebih menekankan menjaga kesatuan dan persatuan, bukannya menyebarkan kebencian. Nanti, siapapun yang mau menjadi ustaz bersertifikat, mereka akan diberikan bekal materi dari BPIP tentang Pancasila. Adapun ustaz yang nantinya dinilai menimbulkan perpecahan, mereka akan ditindaklanjuti.
Pelayanan terhadap jamaah haji meningkat, biaya tetap murah
Yang pertama dan paling menonjol adalah kebijakan terhadap kesejahteraan para jama’ah haji dari Indonesia. Fachrul Razi memberikan sejumlah fasilitas tambahan, tetapi tidak menaikkan harga pelaksanaan ibadah haji tersebut. Selain itu, makan yang tadinya hanya 40 kali dinaikkan menjadi 50 kali. Selain itu, untuk para jamaah haji yang berangkat dari Cengkareng, fast tracknya sudah dilakukan di Jakarta.
Sehingga, saat tiba di Jeddah atau Madinah, mereka tidak lagi melewati pemeriksaan imigrasi tetapi langsung menuju bus saja. Ke depan mungkin fast track ini juga akan dilakukan di kota-kota besar lain.
Banyak terobosan, tapi kontroversinya masih menjadi sorotan
Meski sudah melakukan beberapa terobosan, Fachrul Razi tetap saja dinilai netizen sebagai salah satu kandidat menteri yang layak di-reshuffle (diganti). Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie mengatakan kalau Fachrul Razi sudah tak layak dipertahankan.
Anggota komisi VIII DPR RI dari Fraksi PKS, Iskan Qolba Lubis juga mengatakan kinerja Fachrul Razi yang memimpin Kementerian Agama belum maksimal. Bahkan seringkali melakukan blunder dan keluar dari tupoksinya.
BACA JUGA: Dari Jenderal Hingga Menag, Inilah Sosok Fachrul Razi yang Akan Lawan Radikalisme di NKRI
Sejak pertama kali dilantik sebagai menteri, Fachrul Razi memang sudah banyak dikritik, apalagi kalau bukan karena gebrakan pertamanya dengan menyatakan ingin membatasi penggunaan cadar dan celana cingkrang di instansi pemerintah. Namun, kalau ditinjau dari segi meningkatkan kesejahteraan para jama’ah haji, mungkin dirinya cukup berhasil.