Membicarakan suku atau etnis di Indonesia memang tidak ada habisnya. Bayangkan saja, saat ini Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa yang terpecah menjadi 300 kelompok etnis yang berbeda. Semua suku bangsa itu menyebar dari Sabang hingga Merauke dengan mendiami pulau-pulau besar seperti Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Selain pulau-pulau besar yang telah disebutkan di atas, suku bangsa di Indonesia juga menikmati pulau-pulau kecil yang salah satunya adalah Sawu. Pulau yang terletak di kawasan Nusa Tenggara ini dihuni oleh sebuah suku unik bernama Sabu atau Sawu. Mereka tinggal menyatu dengan alam sehingga adat istiadatnya masih terjaga hingga sekarang. Berikut uraian tentang Suku Sawu yang populasinya sudah semakin kecil.
Mengenal Pulau Sawu dan Populasinya
Sebelum membahas lebih jauh tentang Suku Sawu ada baiknya kalau kita mengenal terlebih dahulu seperti apa Pulau Sawu itu. Pulau Sawu atau sering disebut dengan Savu Island adalah sebuah pulau kecil yang terletak di Laut Sawu. Letaknya yang berdekatan dengan Australia membuat iklim di pulau ini cukup panas. Dalam setahun, hujan hanya turun sekitar 14-69 hari saja. Keadaan ini membuat Sawu menjadi tidak subur karena tanahnya tandus.
Meski memiliki pulau yang kering, penduduk di sini tetap bertahan hingga ratusan tahun. Mereka membentuk sebuah peradaban sendiri dengan baik. Hingga saat ini, populasi dari Suku Sawu mencapai angka 90.000 jiwa. Semua penduduk menyebar di seluruh penjuru pulau terutama di kawasan-kawasan pesisir.
Asal Mula dan Agama Suku Sawu
Orang Sawu percaya kalau nenek moyang mereka berasal dari ujung laut yang jauh. Mereka yang datang adalah Kika Ga dan Hawu Ga. Keturunan dari moyang inilah yang menjadi masyarakat Sawu hingga sekarang. Cerita tentang asal-usul ini selalu dituturkan ke anak dan cucu agar mereka semua lebih paham tradisi dan tidak meninggalkannya begitu saja.
Jauh sebelum Kristen Protestan masuk ke pulau ini, masyarakat di sini masih menganut kepercayaan bernama jingitiu. Kepercayaan ini mengajarkan mereka untuk selalu menyatu dengan alam dan menjaganya dengan baik. Saat ini sekitar 80 persen penduduk sudah memeluk Kristen Protestan. Meski demikian, mereka tetap menggunakan tradisi jingitiu seperti mencari hari baik untuk bertanam dan lain sebagainya.
Struktur Masyarakat di Suku Sawu
Suku Sawu memiliki sistem masyarakat yang terbilang cukup kompleks. Meski mereka tidak mengenal adanya kasta seperti di Bali, masyarakat di sini mengenal adanya kelompok-kelompok masyarakat. Mereka mengenal keluarga dekat, keluarga luas hingga klan yang lebih besar. Setiap silsilah ini menjalankan tradisi yang berbeda-beda. Semakin sakral tradisinya akan dijalankan oleh mereka yang memimpin di posisi paling tinggi.
Pimpinan tertinggi biasanya memiliki hak untuk memimpin acara. Selain itu, mereka juga memiliki atas kepemilikan sebidang tanah. Beberapa petinggi biasanya juga mendapatkan semacam upeti atau jatah ketika panen tiba. Mereka mendapatkan itu karena dianggap memiliki. Oh ya, sistem ini terus berjalan tanpa membuat penduduk risau. Mereka menganggap jika sistem ini yang terbaik bagi mereka.
Mata Pencaharian Penduduk dan Seni di Suku Sawu
Setiap kelompok masyarakat di Sawu memiliki kalender kerja yang dikelola secara tradisional. Kalender kerja ini akan memandu mereka untuk melakukan semua pekerjaan dengan baik. Misal kapan saja untuk pergi melaut, kapan saja harus bertanam, hingga kapan saja mereka bisa mengunduh nira dari tanaman lontar yang banyak tumbuh di sekitar pulau.
Selain melakukan pekerjaan di ladang dan laut, penduduk di sini juga memiliki hasil seni yang unik. Mereka melakukan penenunan kain secara tradisional. Bahan yang didapatkan berasal dari alam dan dikerjakan secara manual. Para wanita akan mengerjakan tenun ini perlahan-lahan di hari senggang lalu menjualnya kepada wisatawan atau kolektor.
BACA JUGA: 5 Tempat Wingit Penuh Misteri yang Dijadikan Lokasi Bertapa Tokoh Besar Indonesia
Inilah sekelumit kisah tentang Suku Sawu yang berada di kawasan Nusa Tenggara. Kalau Anda memiliki waktu libur yang panjang, datang dan jelajahi Pulau Sawu yang memiliki banyak destinasi menarik tapi tersembunyi itu.