in

5 Kegilaan Orang Sparta Dalam Mendidik Anak yang Bakal Bikin Kamu Bersyukur Terlahir di Era Modern

Sparta mungkin peradabannya tidak terlalu maju, tapi soal militer mereka adalah yang paling terdepan di masanya. Militer Sparta memang benar-benar tak karuan gilanya. Mereka militan, penuh dengan kemampuan dan terbukti mematikan. Sudah banyak diterangkan tentang keberingasan mereka yang konon bisa membantai 100 orang musuh per satu prajurit Sparta saja. Benar-benar gila.

Jumawa di ranah militer seperti itu, tentu saja bukan terjadi begitu saja melainkan lewat tempaan pendidikan militer yang berat. Dan memang pada kenyataannya, orang-orang Sparta terutama para prianya dididik dengan sangat keras sejak mereka bayi.

Ya, sejak bayi orang-orang Sparta sudah mulai dididik untuk menjadi prajurit hebat ketika dewasa. Tentu saja pelatihannya bertahap berdasarkan umur. Meskipun demikian, hal tersebut sangat tidak lazim apalagi kalau dibandingkan dengan masa modern seperti sekarang. Inilah pendidikan gila ala para Spartan yang diberlakukan kepada anak-anak mereka.

1. Perlakuan Terhadap Bayi Sparta yang Tidak Rasional

Lazimnya, seorang bayi yang baru lahir akan diselimuti pakaian tebal lalu disusui ibunya. Namun, hal ini tidak dilakukan oleh orang-orang Sparta. Begitu lahir, para bayi akan langsung dimandikan dengan wine untuk melihat apakah ia kuat atau tidak, entah bagaimana parameternya. Setelah itu, para ibu akan menyerahkan bayinya untuk diperlihatkan kepada para tetua.

Seleksi bayi Sparta [Image Source]
Seleksi bayi Sparta [Image Source]
Para tetua kemudian menginspeksi para bayi ini. Ketika mereka berkata tidak, maka nasib bayi ini tidak mujur. Ia akan ditinggalkan sendiri di sebuah bukit dan akhirnya pasti mati entah karena kelaparan atau dimakan binatang buas. Sebaliknya, bayi yang lolos seleksi akan dikembalikan ke orang tuanya. Bayi yang gagal seleksi tadi kadang diberikan kepada para budak untuk dirawat, dan setelah besar akan jadi budak pula.

2. Umur 7 Tahun, Bocah Sparta Berpisah Dengan Keluarga

Setelah melewati seleksi tak logis itu, para ibu pun boleh bernapas lega lantaran mereka akan bersama dengan sang bayi. Namun, hal itu tidak lama. Hanya sampai si bayi berusia 7 tahun, kemudian para bocah ini akan dikirim secepatnya ke semacam kamp konsentrasi. Di kamp ini mereka diajari bagaimana menjadi ksatria muda ala Sparta.

Bocah Sparta [Image Source]
Bocah Sparta [Image Source]
Bocah laki-laki akan dididik dengan keras. Mereka tidak diberi makan kecuali benar-benar lapar, tidak tidur berselimut atau pun beralas kaki. Alasannya, semua kenyamanan ini akan membuat anak-anak itu lemah. Di dalam kamp, mereka akan diajari banyak hal, mulai dari seni sampai sejarah. Namun, kebanyakan dari hal yang akan diajarkan adalah tentang skill dasar militer.

3. Para Bocah Harus Mencuri untuk Makan

Ada masa di mana anak-anak ini tidak akan diberi makan. Maka tidak ada  pilihan lain kecuali mencuri. Bukan dilarang, para senior justru memerintahkan para murid-muridnya untuk melakukannya. Anak-anak ini dibebaskan untuk mengambil makanan di mana pun. Entah berburu atau mencuri dari rumah-rumah penduduk.

Bocah Sparta harus mencuri [Image Source]
Bocah Sparta harus mencuri [Image Source]
Anehnya, ketika anak-anak ini ketahuan mencuri maka para senior akan menghajar mereka habis-habisan. Hal ini dilakukan sebagai hukuman atas kegagalan tersebut. Sebaliknya, yang berhasil takkan mendapatkan apa pun selain izin untuk makan barang curiannya dengan lahap.

4. Anak-Anak Harus Bisa Membunuh Budak

Lantaran mereka dicetak untuk menjadi prajurit ulung, maka bocah-bocah Sparta harus bisa membunuh. Untuk mengakomodasi hal ini kemudian diadakanlah sebuah acara tahunan mengerikan, yakni membunuh para budak. Jumlah budak di Sparta memang lebih banyak daripada para prajurit dan anak-anak terpilih ini. Makanya, para tetua tidak pernah khawatir akan menurunnya jumlah para budak tersebut.

Bocah Sparta membunuh budak [Image Source]
Bocah Sparta membunuh budak [Image Source]
Dalam melakukan aksi pembantaian ini, bocah-bocah Sparta hanya dibekali dengan sebuah pisau saja. Para budak juga dipersilakan untuk melawan dengan sekuat tenaga. Banyak yang berhasil, tapi tak sedikit pula yang gagal. Dan bagi yang tidak berhasil, mereka akan dihukum cambuk di muka umum.

5. Hubungan yang Membingungkan

Setelah agak besar, para remaja Sparta dianjurkan untuk memiliki seorang mentor pribadi yang lebih tua dan harus seorang laki-laki. Lantaran ini hukumnya wajib, para remaja pun langsung bergegas mencari kandidat yang pas. Para senior yang diminati, boleh memilih untuk menerima atau menolak.

Remaja Sparta dan mentornya [Image Source]
Remaja Sparta dan mentornya [Image Source]
Ketika sudah mendapatkan mentor yang dimaui, maka selanjutnya adalah paksaan untuk menjalin hubungan yang sangat erat. Sehingga tak heran jika antara mentor dan murid sampai terjadi hubungan asmara, dan ini dilegalkan oleh negara. Alasannya, agar para prajurit muda itu bisa lebih banyak belajar.

Memang tidak manusiawi cara orang-orang Sparta membesarkan anak-anaknya. Namun, berkat inilah mereka bisa jadi prajurit bengis yang kegilaannya melegenda. Oh ya, bagaimana dengan bocah-bocah perempuan Sparta? Tentu saja mereka tidak dipersiapkan sebagai seorang prajurit. Sepenuhnya, anak-anak perempuan Sparta dipersiapkan sebagai perantara untuk melahirkan lebih banyak anak laki-laki untuk dijadikan prajurit di masa depan.

Written by Rizal

Hanya seorang lulusan IT yang nyasar ke dunia tulis menulis. Pengalamannya sudah tiga tahun sejak tulisan pertama dimuat di dunia jurnalisme online. Harapannya bisa membuat tulisan yang super kece, bisa diterima siapa pun, dan juga membawa influence yang baik.

Contact me on my Facebook account!

Leave a Reply

5 Alasan Kenapa Cowok Lebih Terpikat dengan Cewek yang Lebih Tua

Langka! 7 Hewan Unik Ini Cuma Ada di Indonesia