Indonesia merupakan salah satu negara yang masih memegang budaya dan adatnya serta selalu menghargai peninggalan leluhurnya. Salah satu bagian dari budaya yang masih dilestarikan oleh masyarakat Indonesia adalah senjata tradisional. Indonesia memiliki banyak sekali jenis senjata tradisional karena hampir setiap provinsi di Indonesia memiliki versinya sendiiri-sendiri.
Senjata-senjata tersebut juga menyimpan sejarahnya masing-masing, bahkan kebanyakan menjadi simbol dari suatu kepercayaan di sebuah daerah. Menurut riwayat, senjata-senjata ini pernah bikin senjata api para penjajah tidak ada apa-apanya. Berikut ada tujuh senjata khas Indonesia dengan ciri khasnya.
Rencong
Rencong merupakan senjata khas Aceh yang bentuknya menyerupai pisau dengan ukuran pendek. Bentuk rencong yang unik membuat senjata ini cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia. Di masa lalu, rencong merupakan senjata kehormatan masyarakat Aceh dan menjadi simbol maskulin bagi pemiliknya.
Pada masa perang melawan penjajah, rencong inilah yang menjadi andalan pahlawan Serambi Mekkah. Di masyarakat Aceh rencong terbukti ampuh digunakan pada masa penjajahan. Sementara untuk beberapa kelompok masyarakat, rencong menjadi senjata yang sakral khususnya untuk rencong peninggalan nenek moyang.
Keris
Kehebatan keris sudah tidak dapat diragukan lagi, terutama untuk masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah. Bagi mereka keris adalah senjata yang memiliki nilai mistis dan sakral. Ada juga keris yang dipercaya memiliki jiwa dan harus dijaga, bahkan dimandikan atau dibersihkan pada hari-hari tertentu.
Panjang keris juga hampir menyerupai pisau dengan bentuk yang unik. Menurut orang-orang Jawa, keris adalah sebuah bentuk kebanggaan. Keris yang biasanya diletakkan di pinggang sebelah kiri menjadi salah satu simbol keberanian dan kehormatan.
Badik
Badik adalah senjata khas Sulawesi yang biasanya digunakan oleh masyarakat Bugis-Makassar. Bentuknya kokoh seperti pisau yang pendek dan hampir menyerupai Rencong. Senjata ini memiliki sejarah yang cukup panjang sejak awal mula kerajaan Sulawesi. Dulu badik digunakan untuk melindungi diri dari lawan dalam pertempuran individu maupun golongan.
Di masa lalu badik sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari bagi para pemuda Bugis-Makassar. Hal itu terlihat dari kebiasaan para pemudanya yang selalu membawa badik ke manapun mereka pergi.
Kujang
Lain Sulawesi, lain pula Sunda. Jika masyarakat Sulawesi terlihat gagah dengan badiknya, masyarakat Sunda akan terlihat berwibawa saat membawa senjata tradisionalnya yang bernama kujang. Bentuk senjata ini sangat unik bahkan artistik, dan panjangnya tidak jauh berbeda dengan rencong dan keris.
Meski indah, senjata ini juga bisa bikin lawan terbirit-birit. Masa kejayaan kujang saat ini sepertinya sudah meredup. Banyak orang yang hanya menjadikan kujang sebagai koleksi sekarang atau pajangan di rumah-rumah mereka.
Pisau Belati
Pisau belati ini tentunya bukan sekedar senjata primitif biasa. Pisau belati khas Papua memiliki keunikan karena dibuat dari tulang lengan burung kasuari dan juga bulu yang disematkan di bagian atas belati. Belati ini juga bisa dibuat dengan menggunaan tulang kaki kasuari ataupun bambu yang memiliki ujung runcing.
Senjata khas ini biasanya digunakan sebagai alat bantu pada saat berburu ataupun saat mengambil hasil hutan. Masih banyak senjata lain di Papua yang tak kalah garang, tapi belati ini paling banyak digunakan untuk mempertahankan diri.
Parang Salawaku
Senjata ini adalah sejenis parang yang digunakan oleh masyarakat Maluku. Sejak dulu parang Salawaku sudah digunakan untuk melawan musuh, dan salah satu pahlawan yang sering menggunakan parang ini adalah Kapitan Patimura pada masa perang penjajahan Belanda.
Bentuk dari Salawaku sebenarnya tidak jauh berbeda dari parang-parang yang lain, ukuran pisaunya lebih lebar dan panjangnya tidak melebihi pedang. Parang ini biasanya dilengkapi dengan sarung pembungkus yang mana memiliki filosofi sebagai pelindung diri dan senjata itu sendiri.
Sampari
Nusa Tenggara juga memiliki senjata tradisional yang diberi nama sampari. Kelompok masyarakat di Bima dan Dompu dikenal memiliki tradisi untuk memberikan Sampari kepada anak lak-laki dalam sebuah upacara adat. Tradisi ini disebut Compo Sampari yang masih dijalankan sampai sekarang.
Anak laki-laki yang sudah diberikan sampari oleh kakeknya dalam upacara tersebut harus mengucapkan kalimat berbunyu “Mada dau Raga, Wau Keep Sarumbu” yang berarti “lelaki jantan bisa menjaga dan membela dirinya sendiri.”
Itu tadi tujuh senjata asli Indonesia dari Aceh, Sunda, Jawa Tengah, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, sampai Papua. Setiap senjata memiliki keunikan bentuk masing-masing dan juga kisah sejarah yang unik. Dari senjata ini kita bisa memahami bahwa kekuatan tak hanya dari senapan canggih yang berdesing, tapi juga hasil kearifan lokal yang bermartabat dan tak bisa diremehkan. Kira-kira senjata yang mana yang masih relevan digunakan melawan musuh pada masa sekarang ini?