in

Menguak Sejarah Pesugihan yang Dipercaya Masih Memberikan Kekayaan Luar biasa

sejarah pesugihan
sejarah pesugihan

Manusia kadang tidak sanggup menghadapi cobaan hidup. Berbagai cara cepat dilakukan untuk keluar dari lubang kemiskinan. Mencuri, hingga merampok akhirnya sering dilakukan sebagai usaha untuk lepas dari permasalahan. Bahkan ada yang sampai rela menjual diri agar dapur terus ngebul. Namun, ada juga yang lebih memilih jalan pintas dengan cara ghaib, yaitu melakukan pesugihan.

Jika mendengar kata ‘pesugihan’, yang terbayang di dalam kepala adalah berbagai ritual bersekutu dengan jin atau setan demi mendapat kekayaan dan kesuksesan yang melimpah ruah. Padahal, ‘pesugihan’ merupakan bahasa Jawa yang artinya adalah segala sesuatu yang menjadikan kaya. Namun, yang akrab dengan kita adalah ritual pesugihan ilmu hitam demi mendapatkan kekayaan dengan cara instan, meski harus memberikan tumbal. Yuk, lihat lebih dalam lagi apa itu pesugihan.

Ciri-ciri Pelaku Pesugihan

Orang-orang yang cepat kaya padahal terlihat tidak bekerja biasanya menjadi sasaran dan dituduh sebagai pelaku pesugihan. Pesugihan ilmu hitam sangat beragam. Yang masih sering terdengar adalah babi ngepet atau juga asu deden. Jenis pesugihan ini adalah menukar jiwa dengan binatang yang dipilih. Jika sampai ketahuan orang, maka bisa jadi wujud sang pelaku tidak akan kembali lagi, dan akan terus menjadi binatang.

Pesugihan Babi Ngepet (image source)
Pesugihan Babi Ngepet (image source)

Banyaknya jenis pesugihan membuat ciri-ciri pelaku ritual ini juga tak sama. Dari memelihara tuyul, hingga melakoni ritual hingga ke Gunung Kawi juga merupakan pesugihan-pesugihan yang mendatangkan resiko berbeda-beda. Untuk pelaku pesugihan jenis Bulus Jimbung yang memakai hewan bulus sebagai simbolnya, biasanya akan mendapatkan belang di tubuhnya. Jika belang tersebut sudah memenuhi seluruh tubuhnya, maka pelaku pesugihan ini akan mati.

Tempat Terkenal untuk Pesugihan

Pulau Jawa adalah surganya para pelaku pesugihan. Di Jawa, ada beberapa tempat pesugihan yang sangat terkenal dan masih ramai dikunjungi hingga kini. Gunung Kawi, merupakan daerah yang sangat dikenal sebagai tempat pesugihan. Hingga siapapun yang mengunjungi gunung satu ini, maka orang akan berpikir bahwa ia sedang mencari pesugihan. Di Gunung Kawi terdapat pohon Dewandaru, di mana dipercaya bahwa siapapun yang dijatuhi daunnya akan mendapatkan keberuntungan yang beruntun.

Pesugihan Gunung Kawi (Image Source)
Pesugihan Gunung Kawi (Image Source)

Selain itu, pantai laut selatan juga terkenal sebagai tempat pesugihan. Pesugihan di laut selatan ini adalah dengan meminta pertolongan pada Nyi Roro Kidul. Yang paling unik adalah pesugihan Gunung Kemukus, di mana pelakunya diharuskan untuk berhubungan dengan yang bukan pasangan resmi terlebih dahulu.

Ritual-Ritual Aneh untuk Pesugihan

Untuk bisa mendapat kekayaan lewat pesugihan, banyak syarat dan ritual yang harus dilakukan terlebih dahulu. Pesugihan Gunung Kawi misalnya, untuk menunggu daun Dewandaru jatuh dan mengenai dirinya, pelaku bahkan rela menunggu di bawah pohon tersebut selama berhari-hari. Lain lagi dengan pesugihan di kawasan pantai selatan. Pesugihan di pantai selatan ini meminta pelaku berhubungan badan dengan Nyi Roro Kidul. Dan kekayaan yang dijanjikan oleh Ratu Pantai Selatan ini hanya berumur selama 7 tahun.

Pesugihan Nyi Roro Kidul (Image Source)
Pesugihan Nyi Roro Kidul (Image Source)

Tuyul, bisa jadi dinilai sebagai pesugihan yang paling praktis. Memelihara tuyul tidaklah sulit. Istri, atau wanita di dalam rumah harus bersedia menyusui si tuyul setiap malam seperti anak sendiri. Seperti yang diketahui, tuyul merupakan jelmaan dari anak kecil. Namun, jika tuyul ini sampai tertangkap oleh orang pintar dan disiksa, maka yang akan merasakan sakitnya adalah si pemilik.

Tumbal yang Dikorbankan

Pesugihan memang banyak macamnya. Pesugihan dibedakan dari tempat, ritual, hingga tumbal yang diminta. Untuk pesugihan Nyi Roro Kidul, ritual berhubungan badan dengan Ratu hanya akan menjamin kekayaan selama 7 tahun. Jika ingin menambahkan masa waktu, maka harus menyerahkan nyawa orang lain sebagai tumbal. Setelah dua periode ini habis, maka Nyi Roro Kidul akan meminta nyawa si pelaku untuk menjadi pengikutnya untuk selamanya.

Tumbal Perawan Pesugihan Buto Ijo (Image Source)
Tumbal Perawan Pesugihan Buto Ijo (Image Source)

Ada juga pesugihan tukar janin, di mana pelaku melakukan kesepakatan dengan bangsa jin. Wanita yang hamil harus rela menyerahkan janinnya pada jin yang ingin punya anak. Sebagai gantinya, jin tersebut akan memberi kekayaan. Berbeda lagi dengan pesugihan yang melalui Buto Ijo. Sebuah gua di Jawa Barat diyakini sebagai Kerajaan Buto Ijo. Para pelaku pesugihan ini harus berani melakukan perjanjian dengan Buto Ijo dan menyerahkan tumbal seorang perawan. Pelaku hanya perlu menyerahkan potongan rambut dan kuku dari korban. Setelah itu, korban akan mati dengan cara yang tak wajar.

Hasil Pesugihan yang Menggiurkan

Beberapa kesaksian para pelaku pesugihan ini memang sangat menggiurkan. Seorang pengusaha mengaku putus asa karena hutang menumpuk untuk usahanya. Akhirnya, keputusasaannya mendorong ia memilih melakukan pesugihan jenis uang ghaib dengan bantuan seseorang yang dipanggil Abah. Setelah melakukan ritual dan menunggu selama 3 hari, pengusaha tersebut dipanggil untuk menghadap abah karena uangnya sudah cair sebanyak 6 miliar rupiah.

Bukti Nyata Pesugihan (Image Source)
Bukti Nyata Pesugihan (Image Source)

Namun, jangan mudah percaya dengan kesaksian para pelaku pesugihan yang ada di internet. Bisa jadi ini adalah kesaksian palsu, mengingat berbagai iklan pesugihan sudah banyak sekali ditemukan di internet. Kekayaan tanpa batas, ataupun tanpa tumbal tersedia lengkap di internet.

Nah, sudah baca kan serba-serbi tentang pesugihan ilmu hitam yang menjanjikan kekayaan. Namun jangan lupa, sebagai umat yang beragama, sudah seharusnya kita tak tertarik dengan pesugihan ilmu hitam. Setuju, kan?

Written by melisa

Leave a Reply

Deretan Pantai Cantik di Madura yang Lagi Hits Untuk Diexplore

Ini Lho Ritual Dukun Pengantin yang Biasa Dilakukan di Jawa