in

9 Orang Hebat Ini Menolak Jadi Pengemis, Walaupun Usianya Tak lagi Muda

Suatu tamparan yang keras bagi generasi muda yang hanya bisa mengeluh akan pekerjaan yang dihadapi atau juga hanya dapat meminta uang kepada orang tuanya tanpa harus bekerja memeras keringat.

Kenapa disebut sebagai tamparan keras? Karena ada banyak orang-orang lanjut usia yang justru menolak untuk dikasihi apalagi harus menjadi pengemis agar tetap dapat bertahan hidup. Mereka justru tetap bersemangat untuk bekerja walaupun usia sudah tidak lagi muda.

Berikut ini adalah orang-orang hebat yang tetap bekerja walaupun usia tak lagi muda.

1. Mbah Joyowasito

Mungkin bagi anak muda sekarang, pekerjaan yang dilakukan setiap hari oleh Mbah Joyowasito adalah melelahkan dan bahkan tidak menyenangkan. Pria berusia di atas 100 tahun yang berjualan pot dari tanah liat di sekitaran Keraton Yogyakarta ini tetap bersemangat walaupun peluh membasahi tubuhnya.

Mbah Joyowasito [ Image Source ]
Mbah Joyowasito [ Image Source ]

Dia setiap hari harus memanggul beberapa pot yang tentunya berat tersebut dengan berjalan kaki di atas tubuhnya yang sudah tak lagi kuat dan muda. Terkadang memang dia terlihat kelelahan dan duduk di trotoar sembari ada orang yang bersedia membeli pot dagangannya.Walaupun dia memiliki anak, akan tetapi dia tidak ingin menyusahkan dan bergantung apalagi berpangku tangan. Dia berprinsip akan tetap bekerja keras dengan tenaganya sendiri sampai sendiri untuk menghidupi keluarga, tanpa harus meminta-minta atau mengemis.

2. Kakek Nasrul

Di era teknologi tinggi seperti sekarang dan banyaknya gadget yang dilengkapi dengan fitur kamera tentunya tidak lagi banyak orang yang butuh jasa seorang pemotret jalanan. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan seorang kakek yang sudah sebatang kara di Jakarta berusia lebih dari 70 tahun bernam Kakek Nasrul ini.

20141102133946-kisah-nasrul-kakek-74-tahun-keliling-jakarta-tawarkan-jasa-foto-006-isn
Kakek Nasrul [ Image Source ]

Dengan membawa tas hitam lusuh dan 2 buah kamera, dia menjajakan jasa foto keliling dengan harga antara Rp 10 – 20 ribu. Dia pun menjajakan jasanya tidak dengan gesit karena selain umurnya yang sudah tua, tenaganya juga tidak lagi kuat untuk terus bergerak aktif seperti anak muda. Dia lebih banyak duduk di pinggiran trotoar sembari menjajakan jasanya.Tanpa mengeluh, pria asal Padang ini terus melakukan pekerjaannnya tersebut dan menolak dikasihani ora lain selama dia masih mampu untuk berusaha.

3. Mbah Suwarno

Usianya yang sudah di atas 90 tahun ini, tidak membuat Mbah Suwarno, warga Panekan, Magetan ini untuk menyerah pada nasib dan menjadi seorang pengemis. Dia tetap bekerja keras dengan menjadi seorang penjual kerai bambu.

Orang-orang Hebat yang Menolak Menjadi Pengemis, Walaupun Usianya Tak lagi Muda - C
Mbah Suwarno [ Image Source ]

Dalam menjual setiap kerai bambu yang digulung dan dipanggul serta hanya beralaskan kaki alias tidak menggunakan kendaraan ini, Mbah Suwarno tetap bersemangat. Dia pun berangkat menjual kerai bambunya itu tidak membawa bekal makan atau minum.Perlu diketahui bahwa satu gulungan kerai bambu bobotnya mencapai sekitar 25 kilogram yang sangat berat untuk dibawa berkeliling dengan berjalan kaki oleh orang setua itu, bukan?

4. Mbah Slamet Kluthuk

Mbah Slamet Kluthuk adalah salah seorang yang menjadi saksi sejarah keberadaan penjajah Belanda di Tanah Air. Dia adalah seorang penjual kerupuk cekeremes sejak para penjajah ada di Indonesia sampai sekarang. Dengan usianya yang sudah di atas 85 tahun ini, dia berangkat melewati beberapa kecamatan di Blitar untuk menjajakan kerupuk dagangannya itu. Mungkin jika ditotal, ada sekitar 20-30 kilometer jarak yang harus dia temput setiap hari.

Orang-orang Hebat yang Menolak Menjadi Pengemis, Walaupun Usianya Tak lagi Muda - D
Mbah Slamet Kluthuk [ Image Source ]

Dengan jarak tersebut, Mbah Slamet Kluthuk hanya mendapatkan keuntungan sebesar RP 10 ribu, dengan catatan, semua kerupuknya terjual semua. Dia hanya hidup bersama dengan istrinya yang tetap setia menunggunya di rumah. Dalam prinsipnya, bekerja dengan kejujuran, maka segala hambatan akan dapat terlewatkan dengan mudah.

5. Mbah To

Mungkin banyak orang yang tinggal di daerah Yogyakarta menemui kakek yang dikenal dengan nama Mbah To ini. Walaupun usianya sudah lebih dari 75 tahun dengan ditampakkan pada rambutnya yang memutih dan kerutan di berbagai tempat di tubuhnya, namun Mbak To tidak mau menyerah dan menjadi pengemis. Dia memilih untuk menjadi seorang pemulung.Karena usianya yang tak lagi muda, maka terkadang ketika sedang mencari barang yang dapat dia angkut ke keranjang yang terpasang di sepedanya, dari tempat-tempat sampah yang ada di sekitar jalan Kota Yogyakarta, kepalanya sakit dan pandangannya menjadi kabur.

Orang-orang Hebat yang Menolak Menjadi Pengemis, Walaupun Usianya Tak lagi Muda - E
Mbah To [ Image Source ]

Bahkan tidak jarang dia tidak membawa air minum atau makan ketika melakukan pekerjaan yang telah dilakoninya selama kurang lebih 10 tahun tersebut. Dia memiliki prinsip selama dia masih kuat berjalan walapun perlahan, pantang baginya untuk mengemis.Mbah To sendiri bukanlah seorang yang asli Yogyakarta melainkan berasal dari Madiun. Dia ingin segera pulang ke kampung halamannya, jika uang tabungan yang didapat dari memulung sudah cukup banyak. Sayangnya, hasilnya dari memulung tidak menentu ditambah lagi dengan kehidupannya yang sehari-hari hanya tinggal di emperan toko.

6. Mbah Tohar

Bagi Mbah Tohari yang sudah berumur 100 tahun lebih ini, menjadi penjual barang-barang kelontong lebih mulai daripada mengemis. Dia tidak peduli usianya yang sudah sangat lanjut ditambah lagi perjalanan untuk menjajakan barang dagangannya dengan cara berjalan kaki karena dia tidak dapat lagi mengayuh sepeda yang pada bagian belakangnya menumpuk kardus berisi banyak barang itu.

Orang-orang Hebat yang Menolak Menjadi Pengemis, Walaupun Usianya Tak lagi Muda - F
Mbah Tohari [ Image Source ]

Pekerjaan seperti ini sudah dilakukan Mbah Tohari sejak berpuluh tahun silam dan dia secara rutin menyambngi warung-warung yang akan membeli barang dagangannya di Kecamatan Magelang Utarea setiap hari, walaupun jaraknya dengan tempat tinggalnya cukup jauh.Bahkan tidak jarang ada orang yang membantu mendorong sepedanya ketika Mbah Tohari harus melewati jalanan menanjak. Dia selalu menolak uang pemberian orang karena hanya kasihan saja, tapi dia akan menerimanya jika ada orang yang membeli barang dagangannya.

7. Mbah Lindu

Dapat dikatakan bahwa Mbah Lindu yang sudah berumur lebih dari 90 tahun ini adalah penjual gudeg di tertua di Yogyakarta atau mungkin bahkan di Indonesia. Dia berjualan gudeg sebelum Jepang masuk ke Indonesia sampai sekarang.Walaupun berusia lanjut, namun nenek satu ini tetap cekatan dalam melayani para pembeli dan kerap ngobrol dan bercanda dengan orang-orang yang datang ke tempatnya berjualan.

Orang-orang Hebat yang Menolak Menjadi Pengemis, Walaupun Usianya Tak lagi Muda - G
Mbah Lindu [ Image Source ]

Dikarenakan itu, dia memiliki banyak pelanggan. Dengan berjualan gudeg sampai sekarang, Mbah Lindu dapat membesarkan dan menghidupi 5 anaknya. Mbah Lindu adalah sosok yang dapat dijadikan inspirasi oleh generasi muda sekarang ini agar tidak mudah loyo dan tetap bekerja keras walaupun didera banyak hal.

8. Mbok Lasem

Mbok Lasem adalah potret hebat lainnya dari sekitaran kaki Gunung Slamet. Walaupun sudah berusia di atas 78 tahun dengan rambut memutih dan kulit yang penuh dengan kerut, serta pakaian batik yang sudah memudar warnanya dan ditemani dengan beberapa kompor yang sudah usang, Mbok Lasem tetap bersemangat untuk terus berjualan serabi di emperan toko.

Orang-orang Hebat yang Menolak Menjadi Pengemis, Walaupun Usianya Tak lagi Muda - H
Mbok Lasem [ Image Source ]

Mbok Lasem tidak mematok harga mahal untuk serabi buatannya, karena satu serabi harganya Cuma Rp 500 saja yang tentunya kita tidak tahu berapa keuntungan yang didapat dengan berjualan serabi dengan harga tersebut.Akan tetapi, Mbok Lasem tidaklah patah semangat dan tetap bersikeras bekerja dan mencurahkan kecintaannya ke pekerjaannya ini tanpa mengeluh.

9. Kakek penjual amplop

Kakek yang menjadi terkenal dan dicari banyak orang setelah ada seseorang yang mengunggah kisahnya di dunia maya beberapa tahun lalu. Walaupun sampai sekarang tidak ada yang mengetahui secara pasti siapa namanya, namun kakek penjual amplop yang sering berada dan berjualan di salah satu sudut Masjid Salman ITB, Bandung ini menyentuh hati banyak orang.

Orang-orang Hebat yang Menolak Menjadi Pengemis, Walaupun Usianya Tak lagi Muda - I
Kakek penjual amplop [ Image Soure ]

Bahkan tidak sedikit orang yang setelah membaca kisahnya, langsung mencari bapak tua ini untuk memberikan sedekah. Kakek tua ini adalah penjual amplop yang di era teknologi seperti sekarang sudah tidak banyak digunakan atau diminati. Bahkan dia menjual amplop dagangannya dengan harga yang amat sangat murah sekali.

Menjadi satu hal yang menampar bagi kebanyakan orang, terutama yang berpura-pura menjadi pengemis untuk mencari uang atau orang yang selalu berkeluh kesah karena pekerjaannya. Sedangkan di sisi lain, kakek tua ini tetap bersemangat tidak pantang menyerah untuk tetap berjualan amplop walaupun kemungkinan untuk laku itu sangat kecil.

Masih merasa pekerjaan yang Anda atau kalian semua adalah yang paling berat atau merasa hidup tidak adil? Bagaimana dengan mereka?

Written by Diah

Leave a Reply

5 Kampus Besar ini Penghasil Mahasiswi Tercantik di Jawa Timur

Kunyit [image source]

Manfaat Kunyit Bagi Kulit