Ada begitu banyak hal yang bisa kita kulik soal suku Dayak. Tak hanya tentang perjuangan mereka di zaman kemerdekaan atau rumor soal magisnya orang-orang sana, tapi juga hal yang bersifat fundamental macam agama. Ya, diketahui ternyata orang-orang Dayak punya agama mereka sendiri yang bernama Kaharingan. Hal yang uniknya dari agama ini adalah keberadaannya yang diduga sudah lama sekali. Bahkan sebelum 6 agama besar yang ada di Indonesia.
Kaharingan hari ini dianut oleh setidaknya 300 ribuan orang yang menyebar di seluruh Kalimantan. Selama ini orang-orang Kaharingan hidup dengan aman tentram dan tak dipermasalahkan ketika melakukan kegiatan ibadah. Hanya, saja sampai sekarang pemerintah belum benar-benar mengakui keberadaan mereka. Padahal kalau dilihat dari sejarah dan juga orisinalitas, Kaharingan layak untuk diangkat pula.
Nah, masih soal Kaharingan, berikut ini adalah fakta-fakta dari agama suku Dayak tersebut yang mungkin belum pernah kamu ketahui sebelumnya.
Sebutan Tuhan untuk Agama Kaharingan Berbeda-Beda
Sebagai aliran kepercayaan tentu dalam Kaharingan ada sosok yang menjadi Tuhan. Nah, uniknya, penyebutan untuk Tuhan di agama ini bermacam-macam. Tak universal seperti Allah dalam Islam atau Yesus dalam Kristen, di Kaharingan ada tiga versi nama Tuhan yang dibedakan berdasarkan wilayahnya.
Berbagai Ritual Unik Suku Kaharingan
Sama seperti agama lain, Kaharingan juga punya berbagai ritual keagamaannya sendiri. Untuk ibadah rutin misalnya, mereka punya ritual yang bernama Baserah yang dilakukan tiap hari Kamis. Ada juga upacara Nanuhan atau ritual penamaan bayi, serta Lunuk Hakaja Pating alias upacara pernikahan.
Ritual Kematian Unik Ala Kaharingan
Tak hanya pernikahan dan kelahiran, agama Kaharingan juga memperingati kematian. Nah, untuk kematian, mereka akan melakukan sebuah upacara super mahal yang bernama Tiwah. Disebut mahal karena untuk menggelontorkan upacara ini seseorang setidaknya harus menyediakan uang sekitar Rp 200 jutaan.
Minimnya Pengakuan Negara Kepada Kaharingan
Meskipun sudah ada di Indonesia sejak sebelum agama lain muncul, tapi hingga hari ini Kaharingan masih belum mendapatkan pengakuan dari pemerintah. Hal ini sangat menyulitkan orang-orang Dayak pemeluk agama ini. Misalkan saja ketika mengisi KTP, mereka bingung harus memilih apa karena Kaharingan tak tercantum di sana. Mereka boleh tidak mengisinya, namun nantinya pasti dianggap tak beragama.
Diakui Lantaran Terintegrasi Dengan Agama Hindu
Karena sangat susah untuk berdiri sendiri, kemudian diputuskan Kaharingan akan berintegrasi dengan Hindu. Kenapa Hindu? Penilaiannya adalah dari banyaknya kesamaan antara dua agama ini, mulai dari ritual peribadatan, sampai relasi dengan sejarah Kutai yang jadi kerajaan Hindu pertama di Kalimantan. Akhirnya di tahun 1980, Kaharingan resmi dianggap sebagai bagian dari Hindu.
Para penggiat Kaharingan sampai hari ini tetap berjuang untuk mendapatkan pengakuan. Bahkan sudah terbentuk pula dewan-dewan macam Sarikat Kaharingan Dayak Indonesia (SKDI) atau Majelis Agama Kaharingan Indonesia (MAKI). Surat usulan pun juga bolak balik dilayangkan, namun belum ada tanggapan. Meskipun demikian, orang-orang Kaharingan tetap berharap suatu saat nanti agama ini bisa diakui statusnya.