Dibandingkan Attila Hun, kita pasti lebih kenal dengan nama-nama penguasa legendaris macam Jenghis Khan atau Aleksander Agung. Tidak salah sih, karena Attila Hun tidak mengembangkan kekuatannya di Asia, melainkan Eropa. Tapi, meskipun tidak lebih terkenal, Attila ini bisa dikatakan sebagai kaisar yang luar biasa. Mungkin bisa dibilang Jenghis Khan-nya Eropa kalau berkaca pada luasnya kekuasaan dan juga kemampuannya yang benar-benar sangar.
Attila Hun, adalah salah satu kaisar paling sukses yang pernah ada di dunia ini. Berbicara soal luasnya kekuasaan, di masa kejayaannya pria ini mampu menguasai hampir sebagian besar Eropa. Kemampuannya memimpinnya pun juga luar biasa, ia sanggup membawa bangsa Hun yang awalnya biasa menjadi jemawa. Soal prestasi dan kemampuan, Attila adalah panutan. Tapi, sosok satu ini juga punya sisi lain yang sangat menyeramkan. Hal tersebut tak lain adalah kebiasaannya yang suka sekali berlaku kejam.
Saking kejamnya, pernah suatu ketika Attila mengatakan sebuah ungkapan. Isinya kurang lebih seperti ini, “Di mana aku berpijak, rumput pun tidak akan tumbuh.” Jika rumput saja diperlakukan begitu, jangan tanya apa yang dilakukannya kepada musuh. Berikut ini adalah fakta-fakta soal Attila, sang kaisar luar biasa, tapi kejam tak karuan.
Attila Hun Seorang yang Haus Darah
Setiap buku yang menceritakan soal Attila Hun, pasti akan mencatatkan hal yang sama soal pribadi sang kaisar kerajaan Hun in. Ya, ia adalah sosok yang luar biasa kejam dan sangat suka membunuh. Dalam sebuah raid atau penyerangan ke sebuah daerah atau apa pun itu, ia tak pernah membiarkan pedangnya mulus. Ia akan membunuh apa pun dan siapa pun selagi bisa karena hal tersebut jadi semacam kesenangan tersendiri baginya.
Ngerinya, Attila Hun ini tidak pilih-pilih kalau mau membunuh. Entah itu wanita atau anak-anak, kalau mereka sedang apes lantaran bertemu dengan Attila dalam sebuah penyerangan, ya pasti bakal dibunuh. Benar-benar tidak ada belas kasih di hati pria ini. Ia akan melakukan apa pun yang ingin dilakukan.
Membantai Saudara Sendiri Demi Kekuasaan
Meskipun kerap disamakan dengan Jenghis Khan, tapi Attila bukanlah seorang perintis. Ia menguasai Hun karena merupakan keturunan raja. Sebenarnya ketika diwarisi Hun, Attila juga membaginya bersama sang saudara bernama Bleda. Meskipun dipimpin dua orang, Hun cukup berjaya dan sukses menggulung banyak kerajaan.
Entah, mungkin karena dari dulu sifatnya sudah egois dan kejam, Attila pada akhirnya memutuskan untuk membantai si saudara dekatnya itu. Praktis, kekuasaan Hun secara keseluruhan pun menjadi miliknya. Yang mengherankan, meskipun ia mengawali penguasaan mutlak Hun dengan cara keji, tapi prestasinya terus saja mempesona. Tercatat ketika menjadi pemimpin solo tanpa seorang Bleda, Attila semakin trengginas dan menguasai banyak pertempuran.
Ketika Romawi yang Hebat Seperti Kacung di Mata Attila
Salah satu kehebatan Attila yang paling terkenal adalah keberhasilannya menjadikan Romawi seperti bocah ingusan. Hal ini diawali dari begitu banyaknya pertempuran yang dijalani Attila melawan Romawi. Tapi, dari semua pertempuran yang pernah terjadi, Romawi selalu jadi pihak yang dipecundangi.
Hal ini membuat orang-orang Romawi akhirnya beritikad untuk damai saja dengan syarat memberikan upeti. Attila pun menerima ini dan tak jadi melibas Romawi walaupun mereka sanggup melakukannya. Pernah suatu ketika Romawi berhenti setor upeti, dan hal tersebut langsung bikin Attila ngamuk. Diserbulah kerajaan hebat itu oleh Attila dan lagi-lagi menghasilkan kekalahan bagi Romawi. Romawi pun akhirnya harus membayar hutang upeti yang tak terbayarkan dan juga tambahan yang lainnya.
Patuh Oleh Seorang Paus Italia
Attila pernah pada suatu ketika hendak menginvasi beberapa kota di Italia. Dengan segala kemampuan dan pengalaman yang ia punya, ini tentu jadi hal yang mudah. Tapi, pada akhirnya Attila justru menarik mundur semua pasukannya dan meninggalkan Italia dengan baik-baik. Sungguh ini di luar kebiasaan Attila yang senantiasa tanpa kompromi dan kejam. Ketika ditelusuri, alasan kenapa Attila berbuat seperti itu adalah karena perkataan seorang Paus Italia.
Paus ini bernama Leo I, ia memang sengaja dikirim oleh kaisar Romawi untuk menghentikan Attila menginvasi Italia. Leo I hanya ditemani dua orang saja kala itu, namun ia benar-benar berhasil membujuk si raja kejam. Sebenarnya Attila bisa saja membantai si Paus. Namun alih-alih melakukan hal tersebut, Attila justru kagum dengan keberanian Leo I dan akhirnya memutuskan untuk menuruti perkataan si Paus.
Si Raja Kejam yang Mati karena Perempuan
Bagi seorang pejuang seperti dirinya, sebaik-baik mati adalah di peperangan. Tentu akan jadi hal yang memalukan kalau sampai raja seterhormat dirinya mati dengan cara-cara tak gentleman, ketika bersama perempuan misalnya. Tapi, siapa sangka justru seperti inilah cerita kematian Attila, sang raja hebat yang keji itu.
Sekembalinya dari sebuah invasi, Attila memutuskan untuk beristirahat malam dengan istri barunya. Ini adalah malam pertama bagi mereka berdua, tapi terakhir bagi Attila. Ya, setelah bersenang-senang dengan sang istri, entah apa yang terjadi tapi keesokan harinya Attila mati dengan hidung bersimbah darah. Attila, si raja perkasa yang dipuja orang Hun seperti Tuhan, pada akhirnya mati di tangan seorang wanita.
Sepeninggal Attila, Hun tetap berjaya. Namun, hanya sebentar saja. Tak lama setelah itu, Hun terpecah-pecah dan akhirnya hilang sama sekali. Terlepas dari kekejamannya yang luar biasa, harus diakui kalau Attila adalah salah satu kaisar dengan kemampuan paling brilian yang pernah ada di dunia ini.